Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Objek lonjong misterius Oumuamua kemungkinan akan gagal dalam sejarah sains menjadi objek antarbintang pertama yang diketahui terlihat di tata surya kita, karena kini terungkap puing-puing kosmik (meteorit) yang menghantam atmosfer kita beberapa tahun sebelumnya juga berasal dari luar angkasa yang sangat dalam.

Pada tahun 2019, dua peneliti Harvard yang mempelajari Oumuamua secara mendalam menyusun makalah baru yang menyatakan bahwa meteorit yang sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga merupakan objek antarbintang.

Catatan dampak dan petunjuk tentang asal-usulnya yang tidak biasa telah disembunyikan di depan mata dalam database bola api NASA selama bertahun-tahun.

Kecepatannya yang tinggi menyiratkan kemungkinan asanyal dari bagian dalam sistem planet atau bintang di piringan tebal galaksi Bima Sakti, demikian ringkasan makalah dari mahasiswa Amir Siraj dan astronom veteran Avi Loeb, sebagaimana dilaporkan CNET, 15 April 2022.

Namun, seperti yang baru-baru ini dikatakan Siraj kepada Vice, tinjauan sejawat dan publikasi makalah tersebut telah ditunda karena militer AS telah mengklasifikasikan beberapa data yang diperlukan untuk mengkonfirmasi perhitungan para ilmuwan.

Dan, kemacetan birokrasi itu kini tampak terpecahkan. Sebuah memo yang tidak biasa dari Komando Luar Angkasa AS kepada kepala sains NASA dibagikan melalui akun Twitter USSC minggu lalu setelah wakil komandan Letnan Jenderal John Shaw mengungkapkan keberadaannya di Simposium Luar Angkasa tahunan di Colorado.

"Dr Joel Mozer, Kepala Ilmuwan Komando Operasi Luar Angkasa ... meninjau analisis data tambahan yang tersedia untuk Departemen Pertahanan terkait dengan temuan ini," bunyi memo itu. "Dr. Mozer menegaskan bahwa perkiraan kecepatan yang dilaporkan ke NASA adalah cukup akurat untuk menunjukkan lintasan antarbintang."

Meteorit itu diperkirakan berukuran relatif kecil, mungkin seukuran microwave, yang berarti sebagian besar kemungkinan terbakar di atmosfer dan sisa-sisanya jatuh di Samudra Pasifik.

Namun, Siraj sedang mencari kemungkinan untuk mencari bagian yang tersisa di dasar laut, yang menurut Loeb dapat menyimpan bukti kehidupan dari sistem bintang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Meteor yang dilaporkan itu memasuki tata surya dengan kecepatan 60 km/s," kata Loeb kepada saya pada tahun 2019. "Kecepatan ejeksi yang begitu tinggi hanya dapat dihasilkan di inti terdalam sistem planet -- interior hingga mengorbit Bumi di sekitar bintang seperti matahari, tetapi di zona layak huni bintang kerdil, sehingga memungkinkan objek tersebut membawa kehidupan dari planet induknya."

Sejak itu, Loeb telah menjadi semacam tokoh kontroversial di kalangan sains karena berpendapat bahwa penjelasan paling sederhana untuk asal usul Oumuamua adalah bahwa ia diciptakan oleh kecerdasan luar angkasa.

Ini adalah hipotesis yang akan sulit untuk dibuktikan, karena Oumuamua saat ini sedang melaju menjauh dari kita di luar angkasa. Demikian pula, kemungkinan menemukan setitik meteorit di dasar laut serupa dengan menunggu ET muncul di Harvard.

CNET | VICE

Baca:
Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

6 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

6 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

7 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

10 hari lalu

Menu Long Tail Hotdog di Three house Cafe di Jalan Hasnudin, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah


Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

11 hari lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

13 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

15 hari lalu

Penjelajahan Empat Dekade Voyager
Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

16 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.