Gempa Tidak Bertambah, Hanya Makin Banyak Orang Tinggal di Daerah Gempa  

Reporter

Editor

Selasa, 9 Maret 2010 10:49 WIB

Sebuah perahu terdampar di jalan terseret tsunami, akibat gempa berkekuatan 8,8 SR, yang terjadi Sabtu kemarin, di kota Talcahuano, Cile (2/3). Ratusan orang meninggal akibat gempa dan tsunami. AP/Natacha Pisarenko
TEMPO Interaktif, London - Pertama, gempa mengguncang Haiti, kemudian Cile dan kini Turki. Tahun ini, gempa bumi terus berguncang keras dalam rentang waktu berdekatan, seolah makin banyak gempa terjadi. Namun para ilmuwan menegaskan bahwa masalahnya bukanlah apa yang terjadi di perut bumi, melainkan di permukaan bumi.

Makin banyak orang pindah ke kota-kota besar yang kebetulan dibangun di atas garis patahan, dan mereka membangun gedung-gedung di bawah standar yang tak tahan guncangan gempa. Pemantauan seismik yang lebih baik dan pemberitaan 24 jam sejari membuat fenomena alam itu seolah bertambah sering terjadi. “Saya dapat menyatakan bahwa bumi belum akan berakhir,” kata Bob Holdsworth, seorang pakar tektonik di Durham University di Inggris utara .

Bulan lalu, gempa dengan magnitudo 7,0 menewaskan lebih dari 230.000 orang di Haiti. Kurang dari dua pekan lalu, gempa dengan magnitudo 8,8 –gempa kelima terkuat sejak 1900 — menewaskan lebih dari 900 orang di Cile. Hari Senin, gempa 6,0 mengguncang Turki timur, menewaskan sedikitnya 51 orang.

Berdasarkan data lembaga survei geologi Amerika Serikat (USGS), setiap tahun rata-rata terjadi 134 gempa bumi dengan magnitudo antara 6,0 dan 6,9. Tahun ini laju gelombang gempa memang datang sedikit terlalu cepat, mencapai 40 kali gempa dalam waktu kurang dari tiga bulan, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Namun itu terjadi karena gempa 8,8 di Cile membangkitkan serentetan gempa susulan yang cukup kuat. Banyaknya gempa yang secara kebetulan terjadi hampir bersamaan di awal tahun ini menimbulkan anggapan tersebut, kata Paul Earle, seorang seismolog di U.S. Geological Survey.

Bukan jumlah gempa, melainkan dampak kerusakan yang menarik perhatian, terutama tingginya jumlah korban. “Korban jiwa umumnya terjadi karena standar konstruksi yang rendah dan kepadatan suatu wilayah,” kata Earle. “Mantera standarnya adalah gempa bumi tidak membunuh orang, melainkan bangunannya.”

TJANDRA l AP

Berita terkait

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

17 jam lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

2 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

3 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

5 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

5 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

6 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

6 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

6 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

6 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

7 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya