Meteor Jadi Bahan Pembuat Keris

Reporter

Editor

Sabtu, 1 Mei 2010 14:50 WIB

sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta - Banda langit sebesar buah kelapa yang jatuh di Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis sore kemarin masih dalam penelitian para ahli. Kendati dinyatakan tidak mengandung zat berbahaya, misalnya zat beracun atau radioaktif, beberapa referensi menyebutkan meteor yang jatuh ke bumi memiliki komposisi logam, batuan, serta campuran logam dan batuan.


Kebanyak meteor yang sampai ke permukaan bumi mengandung campuran logam, yakni besi dan variasi nikel yang larut di dalam besi. Ada pula bahan mineral lainnya yang ada pada meteor, misalnya olivin, piroxin, feldspar dan titanium.

Mineral yang terakhir disebutkan tadi lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat. Titanium adalah logam transisi yang ringan, kuat, dan tahan korosi -termasuk tahan terhadap air laut dan chlorine, dengan warna putih-metalik-keperakan. Kekuatan titanium sama dengan baja, namun beratnya hanya 60 persen dari berat baja dan tahan suhu tinggi.

Keris yang ada pada zaman Mataram atau Majapahit diperkirakan terbuat batu meteorit karena sifatnya sangat keras, kuat, tapi bobotnya ringan. Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius. Harga keris yang berbahan titanium juga sangat mahal, yakni lebih dari Rp 50 juta.

Di samping menjadi bahan terbaik pembuat keris, titanium juga digunakan untuk membuat peralatan perang, seperti tank dan bahan pembuat pesawat ruang angkasa. Di bidang kesehatan, titanium juga digunakan untuk bahan implan gigi, penyambung tulang, pengganti tulang tengkorak, dan struktur penahan katup jantung.

Selain mengandung berbagai mineral, rahasia lainnya yang terdapat dalam bongkahan meteor ditemukan oleh peneliti dari badan antarisa Amerika (NASA). Pada November tahun lalu, NASA menemukan fosil bakteri di batu meteor di Mars yang menandakan adanya kehidupan di planet merah itu. Bentuk fosilnya mirip cacing mikrofosil Mars. Fosil itu terdapat pada meteor yang ditemukan pada 1984 di kawasan Antartika.

Rini K | Berbagai Sumber

Berita terkait

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

15 Agustus 2023

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

Museum Sejarah Bern akan memamerkan koleksi unik mulai 1 Februari 2024 hingga 25 April 2025. Keunikannya, benda ini diduga bukan berasal dari bumi.

Baca Selengkapnya

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

26 Maret 2023

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

Coperni menggambarkan tas ini sebagai objek unik yang secara halus menggabungkan arkeologi, desain, dan seni klasik dan primitif.

Baca Selengkapnya

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.

Baca Selengkapnya

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

17 April 2022

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Pada 2019 peneliti Harvard menulis bahwa meteorit sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga sebagai objek antarbintang.

Baca Selengkapnya

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

14 Januari 2022

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat tentang bagaimana bahan kimia organik dalam meteorit ALH 84001 terbentuk.

Baca Selengkapnya

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

25 November 2021

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Batu itu sangat keras, bahkan gergaji khusus batu, bor, penggiling, dan termasuk palu godam, semuanya memantul dari permukaan batu.

Baca Selengkapnya

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

22 Oktober 2021

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

Meteor menembus atmosfer Bumi dan jatuh di sebuah rumah di Kanada beberapa waktu lalu. Beruntung ukurannya kecil.

Baca Selengkapnya

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

18 Oktober 2021

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

Batu meteorit itu diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun, lebih tua dari apa pun yang ada di Bumi.

Baca Selengkapnya

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

28 Juli 2021

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

Meteor itu membangunkan warga ibu kota negara, Oslo, yang terkaget-kaget mendengar suara ledakan besar.

Baca Selengkapnya

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

10 Juli 2021

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

Planetarium itu akan memamerkan banyak benda koleksi bidang astronomi.

Baca Selengkapnya