TEMPO Interaktif, Shandong - Ahli biologi sering mencap fosil Archaeopteryx sebagai burung tertua di dunia. Namun dalam laporan terbaru peneliti asal Cina menyebut fosil tersebut hanya dinosaurus biasa.
Peneliti dari Linyi University, Xing Xu, bersama rekannya menganalisis fosil serupa Archaeopteryx yang dipinjam dari museum dinosaurus terbesar di dunia Shandong Tianyu. Fosil berukuran sebesar ayam yang diberi nama Xiaotingia zhengi diangkat dari lapisan berumur 155 juta tahun dari Formasi Tiaojishan di timur Cina. Tubuh fosil ini memiliki kesamaan struktur dengan Archaeopteryx, termasuk lengan panjang yang bisa dipakai untuk terbang.
Saat merekonstruksi silsilah fosil ini, Xu tak menemukan ada pertalian darah antara Xiaotingia dengan burung. Justru binatang ini berkerabat dekat dengan kelompok deinonychosaurus. Yang lebih mengejutkan, Archaeopteryx juga berasal dari kelompok deinonychosaurus seperti Velociraptor, dengan ciri berjalan dengan dua kaki, memakan daging, dan memiliki kuku yang bisa ditarik.
Ahli paleontologi dari Ohio University, Lawrence Witmer, tak terkejut dengan penemuan ini. "Semakin banyak yang meragukan status Archaeopteryx sebagai burung, mungkin binatang ini hanya dinosaurus kecil berbulu yang hidup pada Periode Jura," kata Witmer.
Jika Archaeopteryx adalah dinosaurus biasa, maka ada empat jenis binatang bertulang belakang yang bisa terbang, yaitu reptil, burung, kelelawar, dan dinosaurus. Sementara posisi sebagai nenek moyang burung paling tua diperebutkan oleh Epidexipteryx, Jeholornis, dan Sapeornis.
Hilangnya status Archaeopteryx sebagai nenek moyang burung tidak berarti menggoyang teori evolusi burung. Ahli tetap sepakat jika burung berevolusi dari dinosaurus pemakan daging. Namun Archaeopteryx tetap bisa dianggap sebagai upaya evolusi untuk menciptakan binatang dengan tubuh seperti burung.
GUARDIAN | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus
24 November 2023
Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.
Baca SelengkapnyaRumah Lelang Christie Hong Kong Batal Jual T. Rex Shen, Kenapa?
27 November 2022
Kerangka T. rex yang batal dilelang untuk rencana penjualan pertama di Asia itu awalnya ditarget mendulang penjualan Rp 392 miliar.
Baca SelengkapnyaDinosaurus Gargoyle Ditemukan di Argentina , Masih Kerabat Tyrannosaurus
10 Juli 2022
Dinosaurus ini menunjukkan ada pengurangan jumlah jari dari Abelisaurus memiliki empat jari, sementara tyrannosaurus dua.
Baca Selengkapnya2 Pandangan Ilmiah yang Dianggap Terkemuka tentang Kepunahan Dinosaurus
26 Februari 2022
Dinosaurus diperkirakan telah hidup di Bumi selama 160 juta tahun. Hewan purbakala itu dinyatakan punah sejak 66 juta tahun silam
Baca SelengkapnyaFosil Naga Laut Raksasa 180 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Inggris
12 Januari 2022
Behemoth adalah fosil terbesar dan terlengkap dari jenisnya yang pernah ditemukan di Inggris.
Baca SelengkapnyaKronologi Temuan Fosil Kaki Gajah di Pulau Sirtwo Waduk Saguling
14 Oktober 2021
Saat berjalan di daratan yang menyembul di tengah danau hingga terbentuk seperti pulau kecil itu, pecahan-pecahan fosil mudah mereka lihat.
Baca SelengkapnyaTim Paleontolog Teliti Fosil Kaki Gajah di Waduk Saguling
14 Oktober 2021
Keberadaan fosil seperti pecahan tengkorak hewan dan rangka kaki gajah masih menempel di batuan.
Baca SelengkapnyaGojira, Nama Fosil yang Ditemukan di Luksemburg Berasal dari Band Metal Prancis
20 September 2021
Nama grup band metal Gojiro, diabadikan sebagai sebutan fosil yang ditemukan di Prancis, Luksemburg, dan Austria.
Baca SelengkapnyaStudi: Perubahan Iklim Membunuh Dinosaurus Sebelum Asteroid Menghantam
16 Agustus 2021
Sekitar 66 juta tahun lalu, asteroid selebar 12 kilometer menabrak semenanjung Yucatan, memulai musim dingin yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Baca SelengkapnyaKeindahan Fosil Kumbang Berusia 49 Juta Tahun
15 Agustus 2021
Desain indah pada elytra kumbang kuno itu mendorong para peneliti untuk menamakannya Pulchritudo attenboroughi.
Baca Selengkapnya