TEMPO.CO, Caen - Belatung memang menjijikkan, namun binatang ini telah menjadi bagian dunia kedokteran selama ribuan tahun. Penelitian terbaru menunjukkan pengobatan luka menggunakan binatang ini lebih baik ketimbang bedah.
Catatan sejarah menyebutkan pengobatan menggunakan larva lalat ini banyak dipakai di medan pertempuran. Tim ahli dari berbagai institusi di Prancis tertarik dengan sejarah pengobatan menggunakan belatung sehingga memutuskan melakukan penelitian.
Belatung adalah satu tahapan dalam reproduksi lalat. Ia berasal dari telur yang diletakkan di atas bangkai binatang. Telur kemudian menetas menjadi larva yang harus memakan daging tempat tinggal mereka.
Untuk mempermudah menyantap makanan, belatung memproduksi substansi yang melemahkan ikatan jaringan. Daging yang terlepas inilah yang dimakan oleh belatung.
Berangkat dari konsep ini, peneliti meminta bantuan 119 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok menjalani proses pengobatan berbeda terhadap luka di tubuh yaitu menggunakan belatung atau menggunakan bedah yang lazim diterapkan pada kedokteran modern.
Pada terapi belatung, larva steril diletakkan di atas luka pasien yang telah dilapisi film tipis sebagai pelindung dari infeksi. Sementara, pada terapi bedah, dokter melakukan prosedur pengangkatan daging mati. Selama pengobatan yang berjalan dua pekan, mata mereka ditutup agar rasa jijik tak mempengaruhi psikologis peserta.
Hasilnya, tim menemukan pasien yang menempuh terapi belatung mengalami kemajuan yang lebih baik ketimbang terapi bedah pada satu pekan pertama penelitian. Namun, setelah masa ini, kemajuan pada kedua terapi tak jauh berbeda.
"Perbedaan mencolok terjadi pada hari kedelapan, terapi belatung menyisakan 54,5 persen daging rusak, sementara terapi bedah masih menyisakan 66,5 persen daging rusak," ujar Kristina Opletalova dari Departemen Dermatologi Universite de Caen Basse-Normandie, Prancis.
Selain bisa sembuh lebih cepat, pasien dengan terapi belatung umumnya mengalami rasa sakit yang minimal. Pasien juga merasakan gerakan merayap pada kedua terapi.
Dalam kesimpulannya, tim mengingatkan bahwa pasien layak mendapatkan pilihan pengobatan terbaik. Meski menjijikkan, terapi belatung bisa disebut sebagai cara penyembuhan luka yang lebih baik ketimbang bedah.