TEMPO.CO, Jakarta - Tiga ledakan besar terjadi di matahari selama pertengahan terakhir Januari 2012. Fenomena ini menandai bahwa bintang terdekat dari Bumi ini memasuki periode aktifnya.
Menurut peneliti matahari dari Observatorium Bosscha, Dhani Herdiwijaya, aktivitas matahari akan mencapai puncaknya pada tahun 2013. "Matahari semakin aktif hingga tahun depan," ujar dia.
Matahari merupakan bintang yang mengalami pasang-surut aktivitas. Sejak abad ke-15, peneliti mempelajari perubahan pada matahari dan menemukan bahwa periode aktif matahari berulang rata-rata setiap 11 tahun. Perulangan aktivitas ini kemudian dikenal sebagai siklus 11 tahunan matahari.
Aktivitas matahari bisa dilihat dari jumlah dan ukuran bintik matahari. Bintik ini merupakan daerah dengan medan magnet yang rapat. Akibatnya, suhu permukaan matahari di daerah ini lebih rendah dibandingkan suhu di sekitarnya sehingga terlihat hitam. Ledakan matahari sendiri terjadi di atas bintik saat medan magnet matahari mengalami arus pendek yang melemparkan partikel bermuatan ke sisi luar tata surya. "Ledakan bisa terjadi sewaktu-waktu," kata dia.
Saat ledakan terjadi, berbagai observatorium di permukaan Bumi bisa mengetahuinya delapan menit kemudian. Hal ini disebabkan ledakan menghasilkan cahaya terang yang membutuhkan waktu sekitar delapan menit untuk sampai di Bumi.
Partikel yang terlontar dari matahari sendiri membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai di Bumi. Karenanya, manusia memiliki waktu sekitar 2-3 hari untuk bersiap menghadapi badai matahari. Fenomena badai matahari sendiri bisa diibaratkan dengan tsunami, ledakan terjadi terlebih dahulu lalu disusul hantaman partikel beberapa waktu kemudian.
ANTON WILLIAM
Berita Terkait:
Bagaimana Terjadinya Badai Matahari 2012?
Dampak Badai Matahari 2012 Sampai ke Indonesia
Badai Matahari Hasilkan Cahaya Terang di Langit Utara
Enam Badai Matahari Terbesar Dalam Sejarah
Badai Matahari Serang Satelit, Sinyal Tetap Aman
Berita terkait
Kepala BRIN Optimistis Pemerintahan Baru Perkuat Iptek, Riset, dan Inovasi
11 hari lalu
Kepala BRIN berharap Presiden Prabowo akan memperkuat iptek, riset, dan inovasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang
34 hari lalu
Tim mahasiswa UGM berhasil mengubah kreativitas menjadi produk inovasi di bidang kesehatan yaitu manfaat sandal untuk membantu pasien patah tulang
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca Selengkapnya