Sarang lebah warna-warni dari sebuah rumah lebah di Ribeauville, dekat Colmar, Perancis, Jumat (5/10). REUTERS/Vincent Kessler
TEMPO.CO , London: Awalnya, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana lebah mencari makanan. Tetapi justru hasil penelitian ini menunjukkan lebah bisa menjelaskan apresiasi seni manusia.
Mereka mulai mengajari lebah untuk menyatukan lukisan abstrak Picasso atau cetak impresionistik lukisan Monet dengan larutan gula sebagai hadiahnya. Larutan gula itu ditempatkan di sebuah lubang di belakang salah satu lukisan untuk tiap percobaan.
Yang penting, lebah itu tak bisa membedakan mana lukisan yang berisi makanan kecuali jika mereka sudah berada di dalam lubang itu. Berarti mereka harus memilih lukisan mana yang tepat untuk mendapatkan larutan gula itu.
Lebah belajar untuk memberi tahu lima pasang berbeda dari bagian lukisan. Bahkan pasang-pasang gambar itu disajikan dalam warna hitam dan putih.
Para peneliti percaya bahwa lebah belajar bagaimana lebah madu ini mengenali struktur yang mendasari sebuah lukisan. Mereka justru tidak mempercayai bahwa lebah tertarik oleh bau gula.
Para ilmuwan menyimpulkan otak manusia mungkin menggunakan teknik yang sama untuk membedakan berbagai jenis karya seni. "Ini membantu kita memahami bagaimana lebah belajar untuk mengetahui perbedaan penampilan bunga," ujar Nigel Raine, ahli perilaku hewan di Royal Holloway, Universitas London.
Sementara Judith Reinhard dari Queensland Brain Institut, Universitas Queensland mengatakan temuannya menunjukkan lebah madu memiliki kemampuan kognitif jauh melampaui apa yang diperkirakan sebelumnya. "Ini menunjukkan bahwa meski otak mereka kecil, lebah madu memiliki kapasitas yang dapat dikembangkan untuk memproses informasi visual yang kompleks. Sebanding dengan vertebrata," ujarnya.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.