Peneliti Buat Pil Obat Pencernaan dari Feses  

Reporter

Sabtu, 5 Oktober 2013 10:17 WIB

Ilustrasi. wired.com

TEMPO.CO, Calgary – Masalah pencernaan menjadi masalah kesehatan yang paling menakutkan. Pasalnya, lewat pencernaan, seluruh bahan bakar untuk tubuh akan diolah. Akan tetapi, jika pencernaan terganggu, sudah tentu asupan bahan bakar tubuh juga terganggu.

Salah satu masalah pencernaan yang paling mengganggu adalah infeksi Clostridium difficile atau C-diff. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini bisa membuat seseorang merasa mual, kram, dan diare akut. Penderita infeksi ini akan sangat kesulitan untuk makan. Setiap makanan yang masuk bisa jadi akan langsung keluar lewat feses atau muntah.

Untuk itu, seperti dilaporkan laman Daily Mail, Kamis, 3 Oktoer 2013, peneliti dari Universitas Calgary, Kanada, telah berhasil mengembangkan obat untuk mengatasi masalah ini. Uniknya, obat berbentuk pil ini dibuat dari ekstrak feses manusia yang memiliki sistem pencernaan yang baik.

Memang, sebelumnya sudah ada pengobatan untuk mengatasi infeksi ini, sebuah antibiotik berhasil diciptakan. Namun, antibiotik itu tidak bekerja dengan optimal. Pasalnya, tidak hanya membunuh bakteri penyebab C-diff, antibiotik ini juga membunuh bakteri lain dalam usus, termasuk bakteri baik. Alhasil, meskipun infeksi C-diff sembuh, tapi infeksi lain justru bisa muncul.

Dr Thomas Louie, seorang spesialis penyakit menular di University Calgary, menamai obat ini “pil feses”. Pil dibuat dari feses milik keluarga pasien yang memiliki sistem pencernaan yang baik. Feses ini akan diproses di laboratorium dengan mengambil sisa makanan di dalamnya, mengekstrak bakterinya, dan kemudian membersihkannya.

Ekstrak feses ini kemudian dikemas dalam kapsul berlapis tiga gel khusus. Dengan pelapisan yang banyak, diharapkan pil tidak akan tercerna sebelum benar-benar sampai usus. Ini sangat berbeda dengan antibiotik sebelumnya, yang kerap kali sudah keburu tercerna sebelum sampai usus.

Metode pengobatan yang dikenal dengan sebutan transplantasi tinja ini diklaim dapat mengembalikan keseimbangan bakteri di dalam tubuh pasien. Kini, Dr Thomas sudah berhasil menangani 27 pasien yang benar-benar telah sembuh. Mereka tidak lagi mengeluhkan masalah pencernaan.

Meski terkesan menjijikan dan seolah memakan feses, tapi Dr Thomas meyakinkan, “Pasien tidak makan kotoran. Tidak akan ada bau saat mereka bersendawa.”

DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA




Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap |Amerika Shutdown| Pembunuhan Holly Angela| Edsus Lekra |Info Haji

Berita Terpopuler
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar
KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Suami Holly Angela Auditor Utama BPK
Ini Obamacare yang Buat Pemerintah AS Shutdown
Begini Sengketa Pemilu Gunung Mas
Ketua MK Ditangkap, KPK Sita Rp 3 Miliar

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya