Perlu Berapa Jam untuk Membobol Situs Australia?  

Reporter

Jumat, 22 November 2013 09:01 WIB

thehackernews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perang siber antara Indonesia dan Australia sedang memanas. Sejumlah situs pemerintah Australia rontok diduga karena serangan peretas Indonesia. Setelah tiga situs intelijen Australia diretas, kemarin situs polisi federal australia (http://www.afp.gov.au/) lumpuh oleh peretas yang tergabung dalam Indonesia Security Down Team.

Tak hanya polisi federal, peretas Indonesia juga sempat menumbangkan http://www.rba.gov.au/, situs milik bank sentral Australia. Seperti dikutip ABC, kedua institusi ini telah membenarkan server mereka jebol. Namun, seluruh situs itu kini telah pulih.

Berapa jam sebetulnya waktu yang dibutuhkan untuk membobol situs-situs pemerintah Australia? Lantaran diserbu oleh Indonesia Security Down Team yang tergabung dalam Anonymous Indonesia, beberapa situs tumbang hanya dalam beberapa jam. Kelompok ini terdiri dari 500 hingga seribu hacker. Mereka secara bersamaan menyerang satu situs yang sama.

Peretas, misalnya, hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk melumpuhkan situs polisi federal Australia. Situs itu tak bisa diakses pada Rabu malam dan baru bisa dipulihkan pada Kamis pagi.

Waktu yang sama dibutuhkan untuk meretas situs Badan Layanan Intelijen Rahasia Australia (ASIS) yang beralamat di asis.gov.au pada pekan lalu. Harian Sydney Morning Herald bahkan menyebut situs ini kolaps selama beberapa hari dan baru pulih pada Selasa lalu.

Serangan yang lebih sulit dihadapi ketika Anonymous Indonesia menyerbu situs Badan Layanan Intelijen Nasional Australia (ASIO), beralamat di asio.gov.au dan situs Direktorat Sinyal Australia (ASD). Direktorat ini yang dituding berada di balik aksi spionase Australia. Serangan dilakukan pada Sabtu malam pekan lalu dan baru berhasil 13 jam kemudian.

Serangan peretas ke situs polisi federal dan situs-situs intelijen itu menggunakan metode distributed denial of service (DDOS). Penyerangan dengan metode DDOS berbeda dengan defacing yang masuk ke server dan mengubah tampilan. DDOS merupakan serangan ke server dengan mengirim "paket" secara bersamaan sehingga server tak bisa menampungnya dan akhirnya rontok.

Peretas Indonesia mengincar sejumlah situs dengan tagar #OpAustralia. Serangan gelombang pertama peretas Indonesia dianggap "salah sasaran" karena menyerang secara acak. Dalam serangan itu, situs beberapa organisasi kemasyarakatan di Australia berganti tampilan.

Peretas Australia pun tak tinggal diam. Mereka telah melumpuhkan situs Polri. Anonymous Australia juga menyerang sejumlah situs seperti http://www.garuda-indonesia.com/ milik Garuda Indonesia.

Skandal penyadapan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia ini terkuak kepada publik setelah The Guardian, ABC, dan Sidney Morning Herald pada Senin lalu melansir berita bahwa Australian Signal Directorate menyadap percakapan telepon SBY. Informasi ini didasari oleh dokumen yang dibocorkan mantan analis badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), Edward Snowden.

Karena berita itu, SBY menghentikan kerja sama keamanan dengan Australia. Hubungan kedua negara memang mengalami pasang-surut.

YR | SMH | ABC

Berita terkait

Gara-gara Percakapan Telepon Bocor, Jerman dan Rusia Saling Tuduh

5 Maret 2024

Gara-gara Percakapan Telepon Bocor, Jerman dan Rusia Saling Tuduh

Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu terakhir Moskow mengecam apa yang mereka lihat sebagai bukti niat Barat untuk menyerang Rusia secara langsung.

Baca Selengkapnya

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

4 Maret 2024

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

Kemlu Rusia memanggil Dubes Jerman untuk Moskow Alexander Graf Lambsdorff menyusul publikasi kebocoran penyadapan percakapan rahasia militer Jerman

Baca Selengkapnya

Tanda-tanda HP Disadap dan Cara Mencegahnya

21 Desember 2023

Tanda-tanda HP Disadap dan Cara Mencegahnya

Salah satu ancaman yang dihadapi pengguna ponsel pintar atau HP adalah penyadapan. Berikut tanda-tanda HP disadap dan cara mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Juventus Diduga Terlibat Kesepakatan Mencurigakan dengan Sampdoria dalam Transfer Emilio Audero Mulyadi

3 Agustus 2023

Juventus Diduga Terlibat Kesepakatan Mencurigakan dengan Sampdoria dalam Transfer Emilio Audero Mulyadi

Kesepakatan mencurigakan soal transfer Emilio Audero Mulyadi terungkap lewat penyadapan.

Baca Selengkapnya

SAFEnet Sebut Penyalahgunaan Pegasus Termasuk Unlawful Surveillance

20 Juni 2023

SAFEnet Sebut Penyalahgunaan Pegasus Termasuk Unlawful Surveillance

Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto, mengatakan penyalahgunaan perangkat spyware Pegasus oleh aparat merupakan unlawful surveillance

Baca Selengkapnya

Pegasus Ditengarai Masuk Indonesia, Ini Tiga Cara Alat Sadap Bekerja

17 Juni 2023

Pegasus Ditengarai Masuk Indonesia, Ini Tiga Cara Alat Sadap Bekerja

Pegasus sempat menggemparkan dunia karena digunakan untuk menyadap tokoh dunia, aktivis hak asasi manusia, jurnalis, bahkan lawan politik.

Baca Selengkapnya

Khusus Datang ke London, Pangeran Harry Datangi Sidang Kasus Penyadapan Telepon

28 Maret 2023

Khusus Datang ke London, Pangeran Harry Datangi Sidang Kasus Penyadapan Telepon

Pangeran Harry secara mengejutkan hadir di Pengadilan Tinggi London yang menyidangkan pemilik harian Daily Mail

Baca Selengkapnya

6 Tips Mengatasi Akun WhatsApp yang Disadap

1 Maret 2023

6 Tips Mengatasi Akun WhatsApp yang Disadap

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meredam kekhawatiran terhadap ancaman penyadapan akun WhatsApp. Berikut tips yang bisa Anda lakukan.

Baca Selengkapnya

Punya Kewenangan Penyadapan, Komisi Yudisial: Sulit Dilaksanakan

28 Desember 2022

Punya Kewenangan Penyadapan, Komisi Yudisial: Sulit Dilaksanakan

Komisi Yudisial mengatakan meski punya kewenangan penyadapan, namun hal itu tak mudah untuk dilakukan. Harus kerja sama dengan penegak hukum lain.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Disinformasi Aplikasi Penyadapan Social Spy WhatsApp Masif

30 September 2022

Pengamat: Disinformasi Aplikasi Penyadapan Social Spy WhatsApp Masif

Pada kasus Social Spy WhatsApp, puluhan domain Indonesia .id, .co.id dan .or.id secara serentak menyebarkan disinformasi.

Baca Selengkapnya