TEMPO.CO, Stockholm - Otak di balik game Minecraft, Markus "Notch" Persson, mengungkapkan kesepian dan kesedihan yang mendalam setelah menjual perusahaannya ke Microsoft seharga US$ 2,7 miliar (Rp 38 triliun).
Notch, maestro game Swedia yang mendirikan Minecraft, mengatakan walaupun sekarang ia memiliki jutaan dolar, bekas rekan kerjanya membencinya dan ia tidak memiliki tujuan hidup.
Dia beralih ke Twitter pada akhir pekan untuk membantu mengatasi kesepian. Ia mengatakan uangnya telah menyebabkan dia merasa "terisolasi" dan bahwa setelah Anda memiliki semuanya, Anda "kehabisan alasan untuk terus mencoba."
Dia juga mengatakan tidak bisa mempertahankan pacarnya karena sang pacar takut terhadap gaya hidup miliarder dan menginginkan seseorang yang "normal".
"Masalah dengan mendapatkan semuanya adalah Anda kehabisan alasan untuk terus mencoba dan interaksi manusia menjadi tidak mungkin karena ketidakseimbangan," tulis Notch.
"Orang-orang yang sukses dengan tiba-tiba mengatakan kepada saya bahwa ini hal yang normal dan akan terlewati. Itu terdengar bagus!”
Hanya tiga bulan setelah Microsoft membayar miliaran dolar untuk perusahaannya, Notch dikabarkan membayar US$ 70 juta (Rp 984 miliar) untuk sebuah rumah di Beverly Hills, lengkap dengan ruangan berisi 2.500 botol anggur, ruang permen, dan 15 kamar mandi.
Beberapa pengguna Twitter menyarankan Notch menggunakan uangnya untuk kebaikan yang akan memberikannya sebuah tujuan, tetapi Notch mengatakan hal itu hanya akan menambah masalahnya.
"Saya akan [meniru Elon] Musk dan mencoba untuk menyelamatkan dunia, tapi itu hanya menghadapkan saya untuk hal berengsek yang sama yang membuat saya menjual Minecraft lagi," ia menulis
Dari berbagai saran, Notch menyimpulkan bahwa sesi terapi dadakan telah membantunya melalui beberapa masalah. "Saya sangat menghargai semua tawaran dan saran. Sebagai seorang introvert, teman-teman baru sulit melakukan bahkan ketika sedang baik, tapi itu berarti banyak! " tulisnya.
BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
8 hari lalu
BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap inklusi keuangan di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengeksplor Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning