Ilmuwan Teliti 93 Galaksi, Kesimpulan: Alien Tak Ada  

Reporter

Senin, 21 September 2015 11:58 WIB

Mayat diduga alien yang ditemukan pada insiden UFO Roswell tahun 1947. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Leiden - Galaksi terdekat di alam semesta kita tak menunjukkan tanda-tanda peradaban alien berteknologi canggih, setidaknya untuk saat ini. Dari 100 ribu lebih galaksi yang pernah ditemukan selama ini, tidak ada petunjuk adanya energi yang dihasilkan oleh alien. Ini menunjukkan bahwa keberadaan mereka langka, atau malah memang tidak ada.

Penelusuran alien melalui galaksi bukan tanpa alasan. Galaksi memancarkan energi panas dalam jumlah yang besar. Namun, bukan mendapatkan emisi dari energi para alien, para astrofisikawan di Bumi malah menangkap energi alami dari debu kosmik.

"Sistem yang selama ini memang perlu penyelidikan lebih lanjut. Namun setidaknya, energi yang selama ini diteliti telah dianalisis secara ilmiah," kata penulis studi, Michael Garret, yang juga pakar astrofisika di University of Leiden. Studi yang dilakukan Garret bersama timnya diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics edisi 15 September 2015.

Pada 1964, astrofisikawan asal Rusia bernama Nikolai Kardashev mendefinisikan tiga tingkat peradaban berdasarkan kemampuan memanfaatkan sumber energi yang ada. Sejak saat itu, banyak studi terus dilakukan, sampai akhirnya muncul satu tingkatan baru. Kardashev mengkategorikan peradaban bumi berada di skala sangat rendah, yakni pada tipe 0,7. Sebab, kemampuan manusia memanfaatkan energi Bumi sangat kecil.

Pada awal tahun ini, sekelompok astronom yang dipimpin Jason Wright dari Pennsylvania State University mempelajari 100 ribu galaksi yang sudah terdaftar. Mereka menggunakan Wide-Field Infrared Survey Explorer (WISE), pesawat ruang angkasa milik NASA yang paling apik dalam mengamati dan mencari tanda-tanda peradaban tipe III. Peradaban dengan tipe ini dinilai mampu memanfaatkan energi dari seluruh galaksi.

"Peradaban tersebut pastilah amat canggih," kata Wright, seperti dikutip dari laman Space. Mereka, ia menjelaskan, dapat menjajah beberapa bintang dalam galaksi berbeda dan menggunakan semua energi yang didapat. Berdasarkan hukum termodinamika, energi yang dimanfaatkan seperti itu tak bisa dihancurkan tapi dapat dipantau melalui gelombang inframerah. "Mirip komputer yang memancarkan panas," ujarnya.

Wright dan timnya menyelidiki 93 galaksi yang memancarkan gelombang inframerah skala menengah. Garrett menemukan sumber ini dalam studi sebelumnya untuk mencari sumber-sumber radiasi ekstrem. Namun, setelah diteliti lebih mendalam, energi tersebut berasal dari debu kosmik dan panas yang dihasilkan dalam proses pembentukan bintang masif baru. Wright menyimpulkan peradaban alien berteknologi super tinggi tak ada atau langka.

Artinya, Garrett berseloroh, "Untuk sementara kita bisa tidur dengan tenang. Invasi alien, dalam waktu dekat, tidak ada." Setelah ini, Garrett dan tim akan mencoba mengidentifikasi peradaban Tipe II, yang memanfaatkan energi dari bintang tunggal. "Peradaban ini mungkin lebih umum ketimbang Tipe II," kata dia.

Meski demikian, Garrett khawatir salah perhitungan. "Bisa saja kita yang salah menghitung alam semesta," ucapnya. Atau, bisa saja alien yang memiliki peradaban Tipe III jauh lebih hemat energi dan hanya membuang sedikit limbah panas. Yang terpenting, menurut dia, sekarang pihaknya akan terus mencari untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

ASTRONOMY & ASTROPHYSICS | SPACE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

58 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya