Oetzi, Manusia Es Pemilik Sel Darah Merah Tertua di Dunia  

Reporter

Rabu, 4 Mei 2016 13:22 WIB

Mumi Oetzi si manusia es. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Balzano - Mumi Oetzi, mayat manusia es yang ditemukan membeku di Pegunungan Alpen pada 1991, masih menyimpan sel darah yang terawetkan dengan baik. Peneliti mengidentifikasi sel darah Oetzi adalah sel darah merah tertua yang pernah ditemukan.

Penemuan sel darah yang dipublikasikan dalam Journal of Royal Society Interface ini membantu memberi konfirmasi tentang kisah kematian Oetzi. Sejak ditemukan pendaki gunung di perbatasan Austria-Italia, mayat Oetzi telah menjadi obyek beragam penelitian.

Mayat yang ditemukan membeku dalam es itu begitu terjaga, sehingga ilmuwan bisa memperkirakan usianya sekitar 45 tahun, kondisi kesehatannya, bahkan makanan terakhir Oetzi, yaitu daging rusa merah dan roti. Dari hasil pemindaian, peneliti juga bisa mengetahui penyebab kematian manusia es itu. Dia terluka akibat panah yang mengiris arterinya. Tapi tak ada yang pernah menemukan sel darah pada mayat kuno tersebut.

“Ini sangat mengejutkan, karena kami tidak berharap menemukan sel darah merah utuh,” kata Albert Zink, ahli antropologi-biologi di European Academy of Bozen/Bolzano, yang memimpin studi ini. “Kami berharap menemukan sisa-sisa atau mungkin sel darah merah yang telah susut, tapi ini tampak seperti contoh modern, dimensinya sama.”

Zink dan koleganya mengambil sampel jaringan dari luka panah Oetzi dan dari luka sebelumnya di tangan mumi. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, mereka mengidentifikasi benda bulat yang mirip sel darah merah. Untuk memastikannya, para peneliti menggunakan mikroskop atom, yang bekerja lebih banyak dengan "perasaan" ketimbang "melihat" obyek.

Mikroskop yang sangat kecil itu bahkan tak terlihat mata telanjang, berjalan di atas obyek seperti jarum pada pemutar rekaman. Ketika mikroskop itu bergerak naik-turun sepanjang kontur obyek tersebut, laser akan mengukur pergerakannya. Hasilnya adalah pelacakan obyek itu dalam tiga dimensi.

Mikroskop atom menunjukkan obyek itu memang sel darah merah. “Bentuknya khas, sel darah merah berbentuk mirip donat,” ujar Zink. "Kami yakin sel darah merah ini telah terawetkan selama 5.000 tahun.”

Untuk memastikan temuan tersebut, para peneliti menggunakan teknik spektroskopi Raman, yang menggunakan pola hamburan cahaya untuk menentukan molekul yang terdapat dalam sampel. Sel yang diduga sebagai sel darah memiliki semua penanda sel darah merah sejati, termasuk hemoglobin, protein yang membawa oksigen dalam darah.

JOURNAL OF ROYAL SOCIETY INTERFACE | AMRI MAHBUB




Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

20 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

35 hari lalu

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

Rumania dan Bulgaria mulai Minggu 31 Maret 2024 bergabung dengan sebagian Wilayah Schengen pada jalur laut dan udara, tetapi tidak jalur darat

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

39 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

41 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

41 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

41 hari lalu

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

44 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

45 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

45 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya