Ada Aktivitas Matahari yang Misterius pada 7.000 Tahun Lalu

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 14:23 WIB

Telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta – Pada 7.000 tahun lalu, yakni 5480 sebelum Masehi, sinar kosmik dari matahari menghujani bumi dengan cukup intens. Jejaknya ditemukan dari cincin pohon.

Temuan itu diungkapkan oleh tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Nagoya University. Mereka menyimpulkan hal itu setelah melakukan penelitian dengan cara mengukur level carbon-14 di lingkaran pohon cemara tua, yang mencerminkan efek radiasi kosmik di atmosfer pada masa itu.

Mereka menyatakan penyebab aktivitas misterius matahari itu belum diketahui. Tapi mereka memberi hipotesis bahwa hal itu terjadi karena pengaruh aktivitas magnetik matahari.

Penelitian didasarkan pada pengetahuan yang sudah berlaku umum. Ketika aktivitas matahari berubah, bumi kan mengalami dampak langsung. Ketika matahari relatif tidak aktif, jumlah carbon-14 meningkat di atmosfer bumi. Karbon itu diserap oleh pohon sehingga level carbon-14 di lingkaran pohon mencerminkan aktivitas matahari di masa lalu.

Tim peneliti memanfaatkan fenomena tersebut untuk menganalisis pohon cemara yang dapat hidup ribuan tahun. Mereka ingin melihat perkembangan sejarah matahari.

”Kami mengukur level 14C di sampel pohon cemara yang diteliti di tiga laboratorium berbeda, Amerika, Swiss, dan Jepang untuk memastikan reliabilitas hasilnya,” kata A. J. Timothy peneliti dari University of Arizona.

”Kami menemukan perubahan di 14C yang jauh mencolok dari sebelumnya, kecuali sinar kosmik di AD 775 dan AD 994. Dan kami menggunakan data tahunan ketimbang tiap dekade yang memungkinkan untuk menentukan kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.”

Tim berusaha mengembangkan penjelasan mengenai aktivitas anomali matahari dengan membandingkan perubahan dari 14C dengan aktivitas solar yang sudah terjadi selama beberapa milenium.

”Meskipun peristiwa yang baru ditemukan ini lebih dramatis ketimbang penemuan sebelumnya, perbandingan dengan data 14C dapat membantu kami menemukan apa yang terjadi pada matahari saat ini,” kata peneliti dari Nagoya University, Fusa Miyake.

”Kami pikir perubahan dalam aktivitas magnetik matahari bersama dengan rangkaian semburan matahari yang kuat atau posisi matahari yang lemah, mungkin menyebabkan data pada cincin atau lingkaran pohon yang tidak biasa,” kata dia lagi.

Pemahaman yang masih terbatas menghambat penentuan penyebab pasti gejala tersebut. Namun mereka berharap penelitian tambahan, seperti hasil pengamatan teleskop tentang semburan oleh bintang serupa matahari, bisa membawa pada penjelasan lebih akurat.

SCIENCEDAILY | BENEDICTA ALVINTA PRIMA | NS



Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya