Fase Puncak Gerhana Bulan Penumbra terlihat dari Denpasar, Bali, 23 Maret 2016. Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika bulan melintas di wilayah bayangan gelap kabur bumi (penumbra) yang membuat bulan seolah tidak mengalami gerhana. ANTARA/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana bulan parsial akan menghiasi langit Indonesia, malam ini, mulai pukul 22.50 sampai Selasa, 8 Agustus 2017, pukul 03.50. Planetarium dan Observatorium Jakarta melansir informasi waktu yang cocok bagi masyarakat awam yang ingin menyaksikan gerhana ini.
"Tahapan gerhana yang relatif dapat mudah diamati oleh awam adalah pada hari, Selasa dinihari, antara pukul 00:22 hingga pukul 02:18," tulis Planetarium Jakarta, Senin, 7 Agustus 2017.
Tak seperti gerhana matahari yang butuh bantuan alat khusus untuk melihatnya, gerhana bulan aman disaksikan dengan mata telanjang. Sayangnya, gerhana bulan parsial di Indonesia baru bisa disaksikan 18 tahun lagi.
Gerhana bulan parsial kali ini merupakan gerhana ke-62 dari total 83 kali gerhana dalam seri Saros 119. Gerhana bulan terjadi ketika bumi bergerak di antara bulan dan matahari, tapi tidak persis dalam satu garis.
Saat gerhana terjadi, sebagian kecil permukaan bulan akan tertutup bagian tergelap bayangan inti bumi. Hal ini membuat wajah Bulan di bagian tepinya menjadi agak cekung.
Wilayah permukaan bulan yang tertutup bagian tergelap bayangan inti bumi ini disebut dengan umbra. Sedangkan permukaan bulan yang tertutup bagian luar bayangan bumi disebut penumbra.
Gerhana bulan parsial akan terjadi bila dua peristiwa astronomi terjadi secara bersamaan. Pertama, bulan dalam keadaan purnama. Kedua, saat bumi bergerak antara bulan dan matahari.
Namun tidak setiap bulan purnama akan terjadi gerhana bulan parsial. Sebab, bulan selalu bergerak mengelilingi bumi dengan kemiringan orbit sekitar lima derajat terhadap orbit bumi serta matahari atau yang biasa disebut ekliptika. Hal tersebut menyebabkan bulan tidak selalu sejajar dengan bumi dan matahari.
Gerhana bulan parsial ditandai dengan bagian penumbra bumi menutupi permukaan bulan. Selanjutnya, umbra bumi bergerak menutupi bulan.
Kemudian, akan terjadi puncak gerhana yang ditandai dengan umbra bumi menutupi bagian luar bulan sehingga penampakan bulan seperti telah digigit sesuatu. Akhir gerhana akan ditandai dengan umbra bumi tidak lagi menutupi bagian luar bulan tersebut.