TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat tengah malam nanti hingga Sabtu dinihari, 17 September 2016, akan terjadi gerhana bulan yang unik. Gerhana bulan penumbra itu bisa disaksikan dari seluruh wilayah di Indonesia.
Penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung, Avivah Yamani, mengatakan gerhana itu juga dapat diamati masyarakat di Eropa, Afrika, Asia, dan Pasifik Barat. Khusus sebagian wilayah Papua bagian timur, gerhana bulan tidak dapat diamati sampai kontak terakhir karena bulan keburu terbenam.
“Bulan purnama akan tertutupi bayangan bumi sehingga cahayanya akan meredup atau terjadi perubahan warna,” kata Avivah. Pada gerhana penumbra tersebut, bulan tidak akan teriris atau ditutupi penuh bayangan hitam. Keunikan fenomena itu bisa membuat orang tidak menyadari bulan sedang mengalami gerhana.
Tahapan gerhana bulan penumbra seperti ditulisnya di website Langitselatan.com, dimulai pukul 23.54, Jumat, 16 September 2016. Puncak gerhana pada pukul 01. 55 WIB pada Sabtu, 17 September, dan berakhir pada 03.53 WIB. Di wilayah Indonesia tengah dan timur, waktunyanya ditambahkan satu dan dua jam.
Gerhana bulan penumbra terjadi saat posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar. Saat itu, cahaya matahari ke bulan terhalang bumi tapi tidak sampai menyebabkan gerhana bulan total atau parsial.
Sesuai dengan siklus peredaran benda-benda langit, sorotan cahaya matahari ke bumi menyebabkan ada halangan sinar pada benda langit berikutnya yang sejajar dengan bumi, seperti bulan. Halangan sinar itu membentuk daerah bayangan inti (umbra).
Jika bulan berada di dalam wilayah umbra, bisa terjadi gerhana bulan total atau sebagian. Halangan sinar matahari tersebut juga membentuk wilayah bayangan samar (penumbra) yang mengapit area umbra.
Bulan yang berada di area penumbra akan samar terlihat karena hanya mengurangi keterangan cahaya purnama yang terlihat dari bumi.
ANWAR SISWADI