TEMPO.CO, California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah selesai memasang perisai panas untuk Parker Solar Probe, wahana misi untuk ke matahari. NASA menjelaskan, wahana ini merupakan wahana pertama yang mendapatkan sistem perlindungan termal yang bisa menahan panas mencapai 1.371 derajat Celsius. Perisai tersebut memiliki tebal 11,5 sentimeter.
Wahana Parker Solar Probe rencananya akan meluncur ke matahari pada 31 Juli 2018. Misi ini akan diluncurkan dari landasan antariksa Cape Canaveral, Florida. Tujuannya: mengungkap sistem kerja bintang. Data yang akan diambil Parker Solar Probe tentu sangat penting, mengingat akan membuka perkiraan cuaca di antariksa, terutama dekat bintang.
Dalam peluncuran ke matahari, wahana tersebut akan memanfaatkan gravitasi Venus dalam penerbangan tujuh bertahap selama tujuh tahun. Kemudian, Parker Solar Probe akan mulai mendekat ke matahari.
Sulit untuk mengirim wahana mendekati matahari karena tingginya hawa panas dan radiasi yang dilepaskan bintang itu. Teleskop Hubble, mengorbit 570 kilometer di atas bumi dan digunakan untuk memantau bintang-bintang jauh, dirancang untuk membelakangi matahari demi melindungi lensa dan instrumennya yang sensitif.
Kelak, salah satu agenda besar perjalanan wahana Parker adalah memecahkan teka-teki, yakni kenapa bagian atmosfer matahari jauh lebih panas ketimbang permukaan bintang itu.
Selama ini para ahli masih dilanda penasaran dengan korona yang muncul dari bagian fotosfer. Temperatur fotosfer, bagian permukaan matahari yang tampak dari bumi, mencapai 6.000 derajat Celsius. Sedangkan korona, selubung berwarna putih yang hanya tampak saat terjadi gerhana matahari, suhunya bisa jutaan derajat Celsius lebih panas daripada fotosfer.
"Mengapa korona bisa begitu panas adalah misteri tua yang sulit dipecahkan," kata David H. Brooks, ilmuwan dari George Mason University. "Fenomena itu mirip seperti api yang melesat dari sebuah batu es."
Menumpang roket Delta 4 Heavy, Parker Solar Probe akan melesat ke orbit Merkurius, planet yang paling dekat dengan matahari. Wahana itu akan berada pada jarak 6,2 juta kilometer, lokasi paling dekat dengan matahari yang akan dicapai wahana buatan manusia. Parker Solar Probe dirancang untuk melakukan 24 kali perjalanan mengelilingi matahari hingga misinya selesai pada 2025.
Perjalanan belum lagi dilakukan, tapi ada lelaki tua yang merasa bahagia atas rencana misi itu. Dia adalah Eugene Parker, ilmuwan Amerika yang membuktikan adanya lontaran partikel alias angin matahari pada 1958. Angin matahari ini mampu memicu kerusakan peralatan elektronik di bumi.
Itu sebabnya, wahana ini diberi nama sesuai dengan namanya. Parker menjadi ilmuwan pertama yang namanya digunakan untuk wahana nirawak saat masih hidup. "Saya merasa sangat terhormat bisa dilibatkan dalam misi bersejarah ini," kata ilmuwan berusia 89 tahun itu.
Simak kabar misi terbaru tentang misi Parker Solar Probe dan kabar terbaru NASA hanya di kanal Tekno Tempo.co.
PHYS ORG | NASA | SPACE | ZUL’AINI FI’ID N