Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dunia Satwa: Bukan Singa atau Hiu, Ini Predator Nomor 1 di Dunia

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Capung Tengger Perut Kait (Orthetrum chrysis). TEMPO/Abdi Purmono
Capung Tengger Perut Kait (Orthetrum chrysis). TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, New Jersey - Dunia satwa memang penuh dengan keunikan. Salah satunya satwa predator. Selama ini, singa Afrika atau hiu putih terkenal sebagai predator nomor wahid di dunia.

Namun tidak bagi tim ilmuwan dari Rutgers University di New Brunswick, Amerika Serikat. Penelitian yang terbit dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini meruntuhkan anggapan hiu dan singa merupakan predator nomor satu.

Sebaliknya, tim ilmuwan Rutgers menunjukkan capung sebagai pemburu paling brutal sekaligus efektif dalam kerajaan hewan. Para ahli menemukan bahwa singa Afrika hanya mampu menangkap 25 persen dari total mangsa yang mereka kejar. Hiu putih, yang memiliki 300 gigi pemotong, sukses menangkap separuh dari total mangsa yang mereka buru. Namun tingkat keberhasilan keluarga capung memburu mangsanya ternyata 95 persen.

Baca: Jangan Sentuh Satwa Langka Ini: Meski Cantik, Mematikan

"Capung akan merobek-robek tubuh mangsanya dan terus mengunyahnya sampai berbentuk gumpalan sebelum akhirnya mereka menelannya," kata Michael L. Mei, profesor emeritus entomologi di Rutgers, seperti dikutip laman New York Times.

Selera makan capung bisa dibilang tak berujung. Stacey Combes, seorang peneliti biomekanik di Universitas Harvard yang mempelajari cara terbang capung, pernah menyaksikan seekor capung percobaan di laboratorium menyantap habis 30 ekor lalat buah secara beruntun. "Capung akan terus makan selama masih ada makanan," ujarnya.

Sejumlah penelitian yang diterbitkan beberapa waktu lalu juga pernah menguak fitur kunci otak, mata, dan sayap capung, yang memungkinkan serangga itu memburu mangsanya tanpa ragu. Salah satu penelitian menunjukkan sistem saraf capung menampilkan kapasitas yang hampir sama seperti manusia, terutama untuk perhatian selektif. Artinya, capung mampu berfokus pada mangsa tunggal yang disasar, meski mangsa itu terbang di tengah gerombolan serangga lain yang beterbangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Satwa Bertubuh Tambun Kuat tapi Lambat, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Peneliti lain mengidentifikasi keberadaan semacam pusat sirkuit berisi 16 sel saraf yang menghubungkan otak capung ke pusat motorik penerbangan di bagian dada. Seperangkat sistem saraf ini memungkinkan capung melacak target bergerak, menghitung lintasan untuk mencegat target, dan secara halus menyesuaikan jalur terbangnya untuk menangkap target tersebut.

Robert M. Olberg dari Union College menemukan bukti bahwa jalur capung mencegat mangsanya mirip trik yang digunakan pelaut. Dengan mata majemuknya, capung bisa memprediksi arah terbang mangsanya, termasuk sudut dan kecepatan, kemudian memperkirakan terbangnya sendiri untuk menangkap mangsa tersebut.

Baca: Video Rusa Putih, Satwa Langka yang Sudah 3 Tahun Dicari

Simak artikel menarik lainnya tentang dunia satwa hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PROCEEDINGS OF THE NATIONAL ACADEMY OF SCIENCES | NEW YORK TIMES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara ke Taman Safari dari Jakarta, Bisa Pakai Transportasi Umum

15 Juli 2024

Cai Tao panda di Istana Panda Taman Safari Bogor Indoneia. (dok. Istimewa)
Cara ke Taman Safari dari Jakarta, Bisa Pakai Transportasi Umum

Cara ke Taman Safari dari Jakarta bisa menggunakan transportasi umum seperti KRL hingga bus. Berikut ini rute dan tata caranya.


Dunia Satwa: Kanguru Sudah Melompat Sejak Jutaan Tahun Lalu

6 Februari 2019

Kanguru merah (Macropus rufus). shutterstock.com
Dunia Satwa: Kanguru Sudah Melompat Sejak Jutaan Tahun Lalu

Peneliti Universitas Uppsala Swedia Benjamin Kear mengungkap bahwa kanguru sudah melompat jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.


Pengamat Satwa: Di Jakarta Masih Ada Habitat Buaya Muara

16 Juni 2018

Buaya yang ditemukan di Dermaga Sunda Pondok Dayung, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. twitter.com
Pengamat Satwa: Di Jakarta Masih Ada Habitat Buaya Muara

Pemerhati satwa dari Kebun Binatang Surabaya Singky Soewadji mengatakan habitat asli buaya muara adalah bantaran sungai.


Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

30 Maret 2018

Burumg-burung Pipit terbang di habitat mereka di luar kota Minsk, Belarusia, 12 Desember 2016. Suhu di kawasan tersebut mencapai -6 Celsius. AP/Sergei Grits
Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

Ada saja misteri di dunia satwa, salah satunya ialah cara terbang burung.


Dunia Satwa: Seperti Bunglon, Cumi-cumi Bisa Berubah Warna

21 Februari 2018

Cumi-cumi (kelas Cephalopoda). (Live Science)
Dunia Satwa: Seperti Bunglon, Cumi-cumi Bisa Berubah Warna

Dunia satwa memang unik, tahukah Anda kalau gurita dan cumi-cumi bisa mengubah warna tubuhnya layaknya bunglon dan kadal?


Peringati Hari Primata, BKSDA Aceh Lepas Liarkan 4 Satwa Langka

1 Februari 2018

Ilustrasi Siamang (Symphalangus Syndactylus). ANTARA/Galih Pradipta
Peringati Hari Primata, BKSDA Aceh Lepas Liarkan 4 Satwa Langka

Dalam rangka memperingati Hari Primata Indonesia, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melepaskan empat primata langka.


Suka Bawa Hewan Berwisata, Intip 7 Tips Penting ini

3 Desember 2017

Seekor anjing duduk di dalam kereta dorong saat ikuti
Suka Bawa Hewan Berwisata, Intip 7 Tips Penting ini

Mengajak hewan berwisata bisa saja. Namun ada baiknya para pemilik hewan memperhatikan beberapa tip ini sebelum mengajaknya wisata.


Tinggalkan Anjing di Mobil Lama, Bisa Kena Heat Stroke, Apa itu?

3 Desember 2017

Sejumlah anjing, bersiap untuk tampil dalam
Tinggalkan Anjing di Mobil Lama, Bisa Kena Heat Stroke, Apa itu?

Ahli menyarankan hati-hati saat meninggalkan anjing terlalu lama di mobil. Anjing bisa terkea heatstroke.


SaveValent, ini Kisah Orang Tinggalkan Anjingnya 8 Jam di Mobil

2 Desember 2017

Anjing dan mobil (pexels.com)
SaveValent, ini Kisah Orang Tinggalkan Anjingnya 8 Jam di Mobil

Seekor anjing ditinggalkan pemiliknya di dalam mobil selama 8 jam di parkiran mobil. Kisah anjing yang nyaris dehidrasi ini sempat viral di twitter.


Sering Dikasih Makan Pengunjung Bikin Satwa TSI Jadi Pengemis

16 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Sering Dikasih Makan Pengunjung Bikin Satwa TSI Jadi Pengemis

Kebijakan pengelola Taman Safari Indonesia (TSI) yang membiarkan pengunjung bebas memberi makan satwa bisa membahayakan keselamatan satwa.