Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Geopolitik dan Dilema Perkembangan Internet

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Vitaly Kamluk, Direktur Global Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky Lab Asia Pacific dalam konferensi Cyber Security Weekend yang digelar di Siem Reap, Kamboja, 19-22 September 2018. (TEMPO/Amri Mahbub)
Vitaly Kamluk, Direktur Global Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky Lab Asia Pacific dalam konferensi Cyber Security Weekend yang digelar di Siem Reap, Kamboja, 19-22 September 2018. (TEMPO/Amri Mahbub)
Iklan

TEMPO.CO, Siem Reap - Internet dan teknologi, menurut Direktur Global Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky Lab Asia Pacific, Vitaly Kamluk, adalah sebuah dilema bagi setiap negara. Di satu sisi, perkembangan teknologi dan Internet tidak bisa dibendung. Di sisi lain, perkembangan ini memunculkan banyak serangan siber.

Baca juga: China Resmi Memblokir Situs Web ABC

"Di tengah kedua pilihan itu, pemerintah setiap negara harus membuka diri agar bisa terus berkembang," ujar Kamluk dalam konferensi Cyber Security Weekend yang digelar di Kamboja, 19-22 September 2018.

Nah, saat itulah dunia Internet tak ubahnya seperti negara yang harus dijaga ketat oleh pemerintah tiap negara. "Mereka (pemerintah setiap negara) saling berlomba membuat teknologi keamanan terbaru untuk menyaring konten yang masuk ke dalam negara mereka," kata Kamluk.

Baca juga: Riset: Kian Tinggi Penghasilan Ibu, Kian Banyak Gunakan Internet

Dilema tersebut, menurut Kamluk, ditambah dengan isu geopolitik. Isu ini akan mempengaruhi bagaimana pemerintah setiap negara membuat aturan soal perlindungan data, seperti Uni Eropa yang membuat general data protection regulation (GDPR).

Aturan tersebut dibuat guna melindungi warga dari penyalahgunaan data. Seperti diketahui, Facebook baru-baru ini terlibat dalam skandal data Cambridge Analytica. Lebih dari 80 juta data pengguna Facebook dibocorkan pihak ketiga kepada Cambridge Analytica dan digunakan dalam memanipulasi pemilihan presiden Amerika Serikat.

Jadi, kata Kamluk, tak heran setiap negara dan warganya kian banyak yang menaruh curiga terhadap negara lain atau perusahaan teknologi terkait keamanan data. "Perusahaan smartphone, perusahaan keamanan digital, bahkan media sosial. Apakah perusahaan ini berafiliasi dengan Rusia, atau Amerika Serikat, atau Cina?," Kamluk mengatakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Jangan Biarkan Kecanduan Game Online Bunuh Anak Kita

"Negara-negara saat ini mulai membangun tembok dan batas bagi mereka sendiri. Dunia (Internet) terpecah. Itu menguntungkan sekaligus merugikan karena kita tidak bisa bersatu dalam melawan penjahat siber," ujar Stephan Neumeier, Managing Director Asia Pacific Kaspersky Lab, di tempat yang sama. Mengutip Chief Executive Officer Kaspersky Lab Eugene Kaspersky, Neumeier mengatakan perpecahan itu dengan istilah Balkanisasi. "Era digital tanpa batas kini mulai berakhir," ujar dia.

Balkanisasi sebetulnya adalah istilah yang diambil dari perang Balkan yang membuat negara Yugoslavia terpecah menjadi 7 negara, yakni Slovenia, Kroasia, Makedonia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Serbia, dan Kosovo.

Menurut Neumeier, tren Balkanisasi tersebut mulai terjadi dalam konteks dunia teknologi. "Banyak negara yang ingin terisolasi dari negara lainnya. Mereka menjalankan proteksionisme," kata dia. Hal tersebut, kata Neumeier, tentu menyulitkan dua negara atau lebih ketika ingin membangun kerja sama atau perusahaan asing dengan perusahaan asing lainnya.

"Sangat kontradiktif. Di satu sisi memang mereka terisolasi dari dunia luar, tapi tidak menutup kemungkinan mendapatkan serangan dari sektor siber. Kalau tidak ada negara yang mau bekerja sama dan sumber daya teknologi terbatas, lantas apa yang akan dilakukan?" ujar Neumeier.

Baca juga: Apa yang Dicari di Internet Selama Liburan? Simak Riset Ini

Simak artikel menarik lainnya tentang geopolitik dan Internet hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

1 jam lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan layanan koneksi Starlink lebih dibutuhkan di daerah yang terisolir dan minim jaringan internet.


Cara Berlangganan Starlink dan Harga Paket Internetnya

4 jam lalu

Tampilan muka Starlink. starlink.com
Cara Berlangganan Starlink dan Harga Paket Internetnya

Berikut ini rincian harga paket internet Starlink per bulan dan cara pemesanannya secara daring (online). Cocok untuk yang hidup nomaden.


Starlink Masuk Indonesia, Akan Ancam Penyedia Internet Lokal?

13 jam lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Starlink Masuk Indonesia, Akan Ancam Penyedia Internet Lokal?

Starlink bakal meramaikan persaingan dalam bisnis jasa Internet di Indonesia, namun Menkominfo menjamin tak merusak pasar pemain lokal.


Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

1 hari lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.


Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

2 hari lalu

Tampilan muka Starlink. starlink.com
Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

3 hari lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

4 hari lalu

Layanan internet Starlink dari SpaceX terdiri dari ground terminal (kanan) dan antena untuk internet satelit kecepatan tinggi. Dok.SpaceX
Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.


Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

4 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.


10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

5 hari lalu

Untuk menikmati hiburan lengkap tanpa batas dari rumah secara sekaligus dalam satu paket, pelanggan baru bisa mendapatkan IndiHome Paket Movie dengan pilihan kecepatan internet dari 30 Mbps hingga 100 Mbps dan akses ke berbagai layanan video streaming, mulai dari Rp349 ribu per bulan melalui aplikasi MyTelkomsel atau MyIndiHome.
10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.


Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

6 hari lalu

Petugas saat melakukan pengawasan sebelum dimulainya pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) 2024 di Universitas Pembangunan Nasional
Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.