Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kondisi Terumbu Karang Baik Indonesia Terus Turun Sepanjang 2018

image-gnews
Penyelam menyusuri titik selam Secret Garden, Pulau Wangi-Wangi, Taman Nasional Sulawesi Tenggara, 21 September 2017. Wakatobi yang memiliki total area 1,39 juta hektare merupakan tempat segitiga terumbu karang terbesar di dunia. ANTARAFOTO/Rosa Panggabean
Penyelam menyusuri titik selam Secret Garden, Pulau Wangi-Wangi, Taman Nasional Sulawesi Tenggara, 21 September 2017. Wakatobi yang memiliki total area 1,39 juta hektare merupakan tempat segitiga terumbu karang terbesar di dunia. ANTARAFOTO/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Status terumbu karang di Indonesia dalam kategori buruk bertambah pada 2018. Berdasarakan laporan status terumbu karang Indonesia 2018 menyebutka sebanyak 386 site atau 36,18 persen, sementara pada 2017 sebanyak 374 site atau 35,15 persen.

Baca juga: LIPI Ungkap Kondisi Terumbu Karang, Sangat Baik Hanya 6,56 Persen

"Pada peta 2018, berdasarkan data sampai dengan 2017 ada beberapa lokasi yang dipetakan, seperti Nias kesehatannya kurang akibat tsunami, perairannya juga agak keruh," ujar Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Giyanto, dalam presentasinya di Ruang Seminar Besar Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018.

Status terumbu karang 2018 didasarkan dari hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia. Sedangkan tahun 2017 merupakan hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1064 site di seluruh Indonesia.

Baca juga: Indonesia Kenalkan Cara Rehabilitasi Terumbu Karang ke Dunia

Data tersebut diperoleh dari hasil penelitian dan monitoring Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang telah dilakukan dalam rentang waktu 25 tahun serta didukung oleh data-data dari institusi lain. Pengukuran didasarkan pada kriteria persentase tutupan karang hidup yaitu sangat baik dengan tutupan 76-100 persen, baik (tutupan 51-75 persen), cukup (tutupan 26-50 persen) dan jelek (tutupan 0-25 persen).

"Di Raja Ampat lebih dekat ke Sorong nilai yang kurang bagus di sana, tapi ada juga yang tinggi seperti di Wakatobi yang memang persentasi tutupan karangnya bagus," tambah Giyanto. "Terumbun karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tapi rentan terhadap kerusakan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain terumbu karang kategori sangat baik, untuk status terumbu karang Indonesia 2018 terdapat pula kategori sangat baik berjumlah 70 site dengan persentasi 6,56 persen, kategori baik berjumlah 245 site dengan persentasi 22,96 persen, dan cukup sebanyak 366 site atau 34,30 persen.

Baca juga: Jaga Terumbu Karang, Pemerintah Atur Jalur Pelayaran Raja Ampat

Sedangkan status terumbu karang Indonesia 2017 melaporkan Kategori sangat baik berjumlah 68 site atau 6,39 persen, kategori baik sebanyak 249 atau 23,40 persen, dan kategori cukup 373 atau 35,06 persen.

"Untuk memulihkan kembali kondisi karang itu membutuhkan waktu yang lama, serta perlakuan khusus. Mayoritas kerusakan karang, adalah akibat alam yaitu perubahan iklim global, memanasnya air laut," kata Giyanto.

Baca juga: Seniman AS dan Indonesia Rangkai Instalasi Keramik Terumbu Karang

Simak kabar terbaru seputar kondisi terumbu karang di Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

12 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

36 hari lalu

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

Sebagai upaya pelestarian ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Adopsi Karang.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

40 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

40 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.


KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.


Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

7 Januari 2024

Ular laut. Foto: scuba.com
Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

Bermain ke pantai atau wisata bahari seperti snorkeling punya potensi bertemu ular laut. Begini tips aman saat bertemu hewan berbisa itu.


5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

7 Januari 2024

Wisatawan melakukan selam permukaan (snorkeling) di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu 9 September 2023. Sudin Parekraf Kepulauan Seribu.mencatat ada 295.221 wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Kepulauan Seribu sepanjang Januari hingga Agustus 2023, kunjungan tersebut meningkat karena promosi media sosial serta program hiburan lainnya yang dilakukan pihak Pemprov DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

Saat snorkeling, sejumlah hewan yang bersembunyi di dalam terumbu karang harus diwaspadai terutama ular laut yang beracun.


7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

22 Desember 2023

Seorang pria berdiri melihat indahnya pantai di Natunam Ranai, Riau, 20 Agustus 2016. Memiliki keindahan laut dan banyaknya fauna bawah laut membuat Kepulauan Natuna menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh nelayan-nelayan ilegal. (Ulet Ifansasti/Getty Images)
7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

Selain dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, Pulau Natuna juga dikenal sebagai destinasi wisata menarik.


Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

21 Desember 2023

Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

Beningnya warna laut yang berwarna biru-kehijauan tampak begitu menyatu dengan putihnya pasir pantai di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.