TEMPO.CO, Jakarta - Status terumbu karang di Indonesia dalam kategori buruk bertambah pada 2018. Berdasarakan laporan status terumbu karang Indonesia 2018 menyebutka sebanyak 386 site atau 36,18 persen, sementara pada 2017 sebanyak 374 site atau 35,15 persen.
Baca juga: LIPI Ungkap Kondisi Terumbu Karang, Sangat Baik Hanya 6,56 Persen
Baca Juga:
"Pada peta 2018, berdasarkan data sampai dengan 2017 ada beberapa lokasi yang dipetakan, seperti Nias kesehatannya kurang akibat tsunami, perairannya juga agak keruh," ujar Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Giyanto, dalam presentasinya di Ruang Seminar Besar Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018.
Status terumbu karang 2018 didasarkan dari hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia. Sedangkan tahun 2017 merupakan hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1064 site di seluruh Indonesia.
Baca juga: Indonesia Kenalkan Cara Rehabilitasi Terumbu Karang ke Dunia
Baca Juga:
Data tersebut diperoleh dari hasil penelitian dan monitoring Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang telah dilakukan dalam rentang waktu 25 tahun serta didukung oleh data-data dari institusi lain. Pengukuran didasarkan pada kriteria persentase tutupan karang hidup yaitu sangat baik dengan tutupan 76-100 persen, baik (tutupan 51-75 persen), cukup (tutupan 26-50 persen) dan jelek (tutupan 0-25 persen).
"Di Raja Ampat lebih dekat ke Sorong nilai yang kurang bagus di sana, tapi ada juga yang tinggi seperti di Wakatobi yang memang persentasi tutupan karangnya bagus," tambah Giyanto. "Terumbun karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tapi rentan terhadap kerusakan."
Selain terumbu karang kategori sangat baik, untuk status terumbu karang Indonesia 2018 terdapat pula kategori sangat baik berjumlah 70 site dengan persentasi 6,56 persen, kategori baik berjumlah 245 site dengan persentasi 22,96 persen, dan cukup sebanyak 366 site atau 34,30 persen.
Baca juga: Jaga Terumbu Karang, Pemerintah Atur Jalur Pelayaran Raja Ampat
Sedangkan status terumbu karang Indonesia 2017 melaporkan Kategori sangat baik berjumlah 68 site atau 6,39 persen, kategori baik sebanyak 249 atau 23,40 persen, dan kategori cukup 373 atau 35,06 persen.
"Untuk memulihkan kembali kondisi karang itu membutuhkan waktu yang lama, serta perlakuan khusus. Mayoritas kerusakan karang, adalah akibat alam yaitu perubahan iklim global, memanasnya air laut," kata Giyanto.
Baca juga: Seniman AS dan Indonesia Rangkai Instalasi Keramik Terumbu Karang
Simak kabar terbaru seputar kondisi terumbu karang di Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.