TEMPO.CO, San Francisco - Hubungan antara AS dan Cina telah memburuk sebagian karena perang dagang antara kedua negara, dan sebagian karena serangan konstan terhadap Huawei oleh anggota parlemen AS.
Baca: Huawei P30 Akan Diluncurkan pada Akhir Maret di Paris
Baca: Huawei Y7 Pro 2019 RAM 4GB Rilis di Indonesia, Berapa Harganya?
Sebuah laporan di Politico baru-baru ini mengatakan bahwa Presiden Donald Trump, arsitek perang dagang dengan Cina, diperkirakan akan menandatangani perintah eksekutif yang akan melarang operator A.S. menggunakan peralatan jaringan dari produsen Cina mana pun.
Trump diperkirakan akan menandatangani perintah itu minggu depan, tepat sebelum pameran dagang Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, sebagaimana dikutip Phone Arena, 10 februari 2019. Tahun ini, pameran itu akan berlangsung dari 25 Februari hingga 28 Februari.
Menurut sumber industri anonim, "Ada dorongan besar untuk mengeluarkan perintah larangan sebelum MWC". Waktunya dirancang agar dunia nirkabel tahu bahwa AS menempatkan keamanan siber sebagai prioritas pertama.
Namun demikian, Huawei tetap menjadi sumber peralatan jaringan nomor satu di dunia, dan operator besar di seluruh dunia kini merencanakan pembangunan jaringan 5G generasi berikutnya.
Pemerintahan Trump menginginkan negara-negara lain untuk mengikuti AS. Satu sumber yang dekat dengan administrasi mengatakan, "Kontrak sedang berjalan sekarang. Stigma ekstra dapat mengubah situasi di negara-negara pada keputusan besar ini."
Selain Huawei, ZTE juga merupakan produsen utama peralatan jaringan, dan keduanya telah dicap sebagai ancaman keamanan nasional oleh Kongres sejak 2012.
Anggota parlemen AS mengklaim perusahaan telekomunikasi Cina diberi mandat oleh hukum untuk membantu pemerintah komunis itu dengan operasi intelijen mereka.
Pada bulan Desember lalu, Deutsche Telekom Jerman dan SoftBank Jepang sepakat untuk menghapus peralatan Huawei dari jaringan mereka. Ini adalah kondisi yang dituntut oleh pemerintah Trump sebagai imbalan atas persetujuan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) dari merger T-Mobile-Sprint. Deutsche Telekom adalah perusahaan induk T-Mobile sementara SoftBank memiliki sebagian besar saham Sprint.
PHONE ARENA | POLITICO