TEMPO.CO, Jakarta - Huawei kembali mendapat pukulan. Setelah pemerintah Amerika Serikat mengajak sekutunya tidak menggunakan jaringan 5G Huawei karena mencurigai bakal digunakan Cina sebagai alat spionase, kini giliran Inggris di ambang melakukan langkah serupa.
Baca juga: Pendiri Huawei Curhat Perusahaannya Diperlakukan Tak Adil oleh AS
Laman gsmarena, 29 Maret 2019, melaporkan, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris menilai Huawei masih belum bisa memperbaiki berbagai masalah dan kerentanan, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah produk masa depannya dapat dikelola dengan risiko yang tepat.
Meskipun demikian, lembaga ini tidak menyebut larangan langsung penggunaan jaringan 5G Huawei di seluruh Inggris.
Pusat Evaluasi Keamanan Siber Huawei menyatakan, saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap kemampuan Huawei dalam melakukan transformasi.
Hal yang sama menjadi perhatian lembaga telekomunikasi Inggris.
Menurut laporan media, jaringan 5G Huawei sudah diuji coba, karena Inggris tidak ingin ketinggalan dalam teknologi dengan kecepatan gigabite dan industri akan menghabiskan ratusan juta pound untuk mengganti infrastruktur yang ada.
Huawei juga banyak dikritik karena dinilai tidak memiliki integritas terhadap produk end-to-end, sistem manajemen komponen perangkat lunak disebut rusak dan ada beberapa kekhawatiran tentang keamanan peralatan yang menghubungkan jaringan radio ke smartphone pelanggan.
David Wang, kepala riset dan pengembangan Huawei mengatakan, setiap peralatan pemasok “pasti memiliki kerentanan” dan “laporan itu tidak menyebutkan jaringan Inggris lebih rentan daripada tahun lalu” .
"Ini merupakan salah satu cara untuk mengatakan Anda belum memperbaiki apa pun setelah 12 bulan, tapi setidaknya itu tidak lebih buruk," katanya.
Berita lain tentang Huawei, bisa Anda simak di Tempo.co.
GSMARENA | TECHCRUNCH