TEMPO.CO, Jakarta - Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) mendesak pengguna Microsoft Windows memastikan mereka menggunakan versi Windows yang diperbarui agar terhindar dari kejahatan siber, demikian dilaporkan laman Thehill, Rabu, 5 Juni 2019.
Baca juga: Microsoft Hapus Daftar Laptop Huawei dari Toko Online-nya
Penasihat NSA secara khusus merujuk pada kerentanan BlueKeep, yang bisa digunakan oleh peretas untuk melakukan serangan. Serangan bisa mematikan sistem, sehingga tidak dapat diakses oleh penggunanya.
Kerentanan ini juga dapat digunakan oleh peretas untuk melakukan serangan ransomware dan mengunci pengguna dari sistem mereka. NSA mencatat bahwa Microsoft telah mengeluarkan pembaruan untuk kerentanan ini, namun jutaan sistem masih belum diperbarui.
Hal ini sangat berbahaya karena BlueKeep rentan dapat ditularkan, yang berarti dapat menyebar tanpa interaksi pengguna di internet.
Peringatan itu datang satu minggu setelah Microsoft mengeluarkan peringatan kepada pengguna Windows untuk memperbarui semua sistem yang terkena dampak sesegera mungkin. Microsoft merilis lima tambalan untuk kerentanan BlueKeep pada 14 Mei 2019 dan menginformasikan dalam sebuah postingan blog.
"Sementara kami telah mengamati tidak ada eksploitasi kerentanan ini, sangat mungkin bahwa pelaku kejahatan akan mengeksploitasi kerentanan ini dan memasukkannya ke dalam malware mereka," tertulis dalam postingan blog tersebut.
Sistem Microsoft Windows yang rentan termasuk Windows XP, Windows 7, Windows Vista, Windows Server 2003, Windows Server 2008, dan Windows Server 2008 R2. NSA mencatat bahwa sistem Windows 10 yang lebih baru sudah dilindungi dari kerentanan ini.
THE HILL | MICROSOFT BLOG