TEMPO.CO, Jakarta - Gitaris band legendaris Queen, Brian May, ikut berbicara tentang status Pluto. Pemilik gelar doktor di bidang astrofisika pada 2007 itu menulis pemikirannya tentang Pluto di Instagram miliknya Rabu malam, 28 Agustus 2019, setelah mendengar Kepala NASA Jim Bridenstine masih menganggap Pluto sebagai planet penuh.
International Astronomical Union (IAU) memperketat definisinya tentang sebuah planet pada tahun 2006 dan menurunkan Pluto ke status planet-kerdil, yang memicu perdebatan berkelanjutan yang tidak akan berhenti. May berada di sisi pro-planet dari argumen tersebut, sebagaimana dilaporkan CNET, Kamis, 29 Agustus 2019..
"Pluto ditemukan dan dinamai sebagai planet sebelum saya dilahirkan," tulis May di Instagram. "Pada waktu itu secara umum dipahami secara naluriah bahwa sebuah planet adalah salah satu keluarga dari benda-benda bulat yang mengorbit matahari (daripada mengorbit sesuatu yang lain)."
May mengatakan dia melihat Pluto sebagai "planet klasik" dan menyarankan agar kita menganggapnya sebagai tepi luar zona planet klasik.
May tetap terlibat dalam kosmos sejak menerima gelarnya. Dia bergaul dengan tim New Horizons NASA pada tahun 2015 setelah wahana antariksa itu terbang dengan menggunakan pesawat terbang Pluto dan menulis sebuah lagu untuk wahana antariksa tersebut pada tahun 2018 saat mendekati batu ruang angkasa Ultima Thule.
"Mari kita dengarkan itu untuk Pluto - planet ke-9!" Mei menulis. IAU, yang bertanggung jawab untuk menangani hal-hal ini, tidak setuju.
Komentar May tidak akan membawa Pluto kembali ke zona planet penuh, tetapi itu menyoroti perbedaan di antara para ilmuwan tentang topik panas kosmik ini.
CNET