Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom telah menemukan sebuah planet jauh yang menggambarkan Bumi 8 miliar tahun ke depan yang diberi nama KMT-2020-BLG-0414. Planet berbatu tersebut memiliki ukuran yang diperkiran dua kali lipat ukuran Bumi dan terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi. KMT-2020-BLG-0414 adalah refleksi bentuk Bumi pada masa yang akan datang, apabila tidak tertelat oleh matahari yang kian membesar. 

KMT-2020-BLG-0414 adalah planet yang jauh dengan rupa berbentuk dunia bebatuan dan mengorbit bintang katai putih, yaitu inti bintang yang telah mati. Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020, kala sistem ini melintas di depan cahaya bintang yang berjarak 25.000 tahun cahaya. Sementara KMT-2020-BLG-0414 sendiri terletak dekat dengan tonjolan pada pusat galaksi Bima Sakti. 

Menyinggung soal katai putih, Matahari akan menjadi katai putih dalam rentang waktu 5 miliar tahun kedepan. Namun, sebelum Matahari berubah menjadi katai putih, yaitu inti bintang yang telah mati, terlebih dahulu Matahari akan berubah menjadi raksasa merah dan akan menelan Merkurius, Venus, Mars, bahkan planet yang saat ini kita tinggali, yaitu Bumi. 

Transformasi Matahari menjadi raksasa merah dapat terjadi lantaran perubahan siklus kehidupan suatu bintang. Mengutip Live Science, bintang selama hidupnya membakar hidrogen menjadi helium. Namun, pada saat bintang kehabisan hidrogen, mereka mulai membakar helium dan menjadi penyebab peningkatan energi yang berbanding lurus dengan perubahan bentuk berupa membesarnya bintang tersebut, hingga ratusan, bahkan ribuan kali ukuran aslinya. Perubahan kepada bentuk yang lebih besar inilah menjadikan suatu bintang (Matahari) raksasa merah menelan planet-planet lain di sekitarnya. 

Bumi dengan bentuk yang diproyeksi akan menyerupai KMT-2020-BLG-0414 dapat terealisasi, apabila Bumi mampu lolos dari Matahari yang telah berubah menjadi raksasa merah tersebut. Dalam peristiwa lolos dari kehancuran itu, nantinya Bumi akan bergerak menjauh dari sisa-sisa matahari sekarat yang telah dingin, seperti yang dimuat oleh para peneliti dalam jurnal bertajuk Nature Astronomy, (26/9).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah seorang astronom Universitas California, San Diego yang juga bertindak sebagai penulis utama pada jurnal tersebut, Keming Zhang mengutarakan sikap ragu dirinya akan keberhasilan Bumi untuk terbebas dari kehancuran akibat raksasa merah. “Saat ini, kami belum mencapai kesepakatan apakah Bumi bisa menghindari ditelan oleh Matahari raksasa merah dalam waktu 6 miliar tahun,” ungkapnya, seraya menyebut ketahanan planet Bumi hanya berkisar satu miliar tahun kedepan, lantaran tak kuasa menghadapi efek rumah kaca yang kian mengganas. 

Apa yang akan terjadi pada kehidupan umat manusia kedepannya masih akan terus memunculkan spekulasi besar. Namun Zhang membagikan spekulasi bahwa, suatu hari nanti manusia mungkin akan berpindah ke bulan-bulan es yang mengorbit Jupiter dan Saturnus. "Saat matahari menjadi raksasa merah, zona layak huni akan berpindah ke sekitar orbit Jupiter dan Saturnus, dan banyak bulan di sana akan menjadi planet lautan," kata Zhang. "Saya pikir, dalam kasus itu, umat manusia bisa bermigrasi ke sana."

BAYU MENTARI

Pilihan Editor: BMKG Sebut Penyebab Cuaca Jakarta Bikin Gerah Beberapa Hari Terakhir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

1 hari lalu

Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant
Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina mengidentifikasi gletser paling tebal di Qinghai-Xizang. Apa itu gletser?


Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

8 hari lalu

Rotasi bumi
Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.


Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

10 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.


Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

15 hari lalu

Supermoon, juga dikenal sebagai bulan Sturgeon terbit di atas Yerusalem, 1 Agustus 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

33 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.


Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

36 hari lalu

Rotasi bumi
Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

Menurut peneliti BRIN, bumi akan punya waktu 25 jam sehari nanti 180 juta tahun lagi.


Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

46 hari lalu

Rotasi bumi
Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Para peneliti mengatakan, bumi memiliki 25 jam dalam sehari itu mungkin akan terjadi sekitar 200 juta tahun mendatang.


Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

49 hari lalu

Sampel batuan dari mantel Bumi seperti yang tampak di bawah mikroskop. newscientist.com
Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

Tim geolog ciptakan rekor mengebor terdalam ke dalam kerak Bumi


Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

26 Juli 2024

Planet Venus.[spaceplace.nasa.gov]
Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

Para astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di awan Venus yang umumnya digunakan sebagai penanda adanya kehidupan.


5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

25 Juli 2024

Planet Merkurius. scitechdaily.com
5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius