Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Radar Pelacak Jet Siluman Jerman vs Cina, Siapa Lebih Baik?

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning melintas diatas selat Inggris saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018.   REUTERS/Eddie Keogh
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning melintas diatas selat Inggris saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua negara dengan teknologi maju, Jerman dan Cina, bersaing dalam menghasilkan radar yang mampu melacak jet siluman. Dengan radar tersebut, kemampuan jet siluman, seperti F-35 milik AS, akan menjadi mubazir.

Baru-baru ini perusahaan Jerman Hensoldt melaporkan bahwa sistem radar buatannya, mampu melacak jet siluman F-35 milik AS yang hadir dalam Berlin Air Show 2018. Sementara Cina, telah lebih dulu dilaporkan mengembangkan sistem radar yang mampu mendeteksi jet siluman.

Berikut perbedaan kedua radar tersebut.

Jerman

Sebuah kontraktor pertahanan Jerman mengklaim telah melacak dua F-35 Joint Strike Fighters dengan sistem radar tipe baru. Hensoldt mengatakan telah melacak melacak jet Amerika baru itu hampir sejauh 100 mil (160 kilometer).

Radar tradisional menyiarkan gelombang radio dan kemudian mempelajari gelombang yang memantulkan benda terbang. Ini memungkinkan operator radar untuk mengukur informasi seperti kecepatan, ketinggian, dan arah pesawat terbang atau rudal.

C4ISRNet melaporkan bahwa Hensoldt mengembangkan sistem radar pasif baru, yang disebut TwInvis. TwInvis bekerja dengan mempelajari emisi elektromagnetik di atmosfer, seperti sinyal stasiun radio, sinyal TV, sinyal menara ponsel, radar komersial, dan sebagainya.

Sistem ini dapat mendeteksi pesawat yang bergerak melalui lautan sinyal yang tak terlihat ini dengan membaca bagaimana sinyal memantul dari benda-benda di udara.

C4ISRNet melaporkan bahwa dua F-35As Angkatan Udara AS mengunjungi Jerman pada tahun 2018 untuk berpartisipasi dalam Berlin Air Show. Hensoldt membuat sistem radar TwInvis di pertunjukan udara, tapi F-35 tidak pernah lepas landas.

Namun, perusahaan itu juga membuat salah satu set radar di sekitar bandara dan menangkap pesawat lepas landas, melacak mereka sejauh 150 kilometer (93 mil).

Untuk saat ini, TwInvis hanya benar-benar berguna sebagai radar peringatan dini. Radar TwInvis tidak cukup canggih, setidaknya belum, untuk memandu rudal yang dipandu radar. Tetapi artikel itu mencatat bahwa radar itu bisa memberikan data lokasi yang cukup untuk rudal berpemandu inframerah (seperti AIM-9X Sidewinder) untuk mencari knalpot mesin panas target.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teknologi ini terdengar menjanjikan, tetapi ada sejumlah faktor yang membantu TwInvis mendeteksi F-35. Satu, mereka tahu kapan F-35 datang dan dapat menggunakan sinyal dari transponder ADS-B jet F-35 untuk membantu mengidentifikasi pesawat itu. Pada masa perang, musuh tidak akan tahu pesawat datang dan sinyal ADS-B akan dimatikan.

Radar ini juga tampaknya satu-satunya sistem yang dapat mendeteksi F-35 pada jarak 93 mil (150 km), sehingga akan menjadi sebuah kesalahan untuk mengesampingkannya. Ketika radar berkembang dan operator memperbaiki taktik mereka, radar itu bisa menjadi lebih efektif.

Cina

Cina telah mengembangkan sistem radar yang mampu mendeteksi jet-jet tempur siluman dari jarak ratusan kilometer jauhnya, sebagaimana dilaporkan China Morning Post, 11 Juni lalu.

Pembuat sistem radar, Liu Yongtan, 83 tahun, menjelaskan kepada Naval and Merchant Ships bahwa radar baru ini memiliki gelombang permukaan berfrekuensi tinggi. Sistem radar ini dapat mendeteksi dan menghancurkan gelombang radio dari sistem peringatan dini.

Tidak seperti sinyal gelombang mikro atau gelombang udara, gelombang permukaan radar ini bergerak di sepanjang permukaan bumi. "Sistem versi darat dapat mendeteksi objek musuh di laut dan udara dari ratusan kilometer jauhnya, membantu memperluas jangkauan sistem peringatan dini maritim dan sistem pertahanan Cina," kata Liu, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.

Dengan sistem radar baru ini, pesawat-pesawat siluman yang menggunakan bahan khusus untuk berlindung dan desain yang membuatnya tidak terlihat radar gelombang mikro, diklaim akan mudah dideteksi.

Sistem radar maritim ini juga memiliki manfaat lain, yaitu mendeteksi dan menghancurkan asal gelombang elektromagnetik

Sayangnya laporan tersebut tidak menyebutkan sejauh mana sistem radar Cina ini telah diaplikasikan pada jet siluman, sebagaimana radar milik Jerman.

POPULAR MECHANICS | C4ISR NET | SOUTH CHINA MORNING POST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.


Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

21 jam lalu

Presiden Jokowi ditemui usai peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, pada Selasa pagi,  7 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.


Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menangis saat memeluk Jenderal Maruli Simanjuntak yang baru dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. Luhut yang baru saja pulih hadir menyaksikan sang menantu, Maruli Simanjuntak dilantik menjadi KSAD. TEMPO/Subekti.
Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?


Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

1 hari lalu

Bendera Korea Selatan dan Indonesia terpampang di badan prototipe jet tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae varian tandem saat penerbangan perdananya. Korea Aerospace Industries (KAI) akan mengirimkan satu unit prototipe pesawat ini ke Indonesia. Instagram/Eject_Eject
Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

Indonesia mengusulkan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan.


Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 14 Pro Titanium Special Edition. Foto : Xiaomi
Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.


Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia


Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie saat melawan pebulu tangkis Cina Li Shi Feng dalam final Piala Thomas 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, Cina, Minggu 5 Mei 2024.  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.


Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

2 hari lalu

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Muhammad Shohibul Fikri (kanan) dan Bagas Maulana (kiri). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.


Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

2 hari lalu

Pebulu tangkis tunggal putra Jonatan Christie. Kredit: Tim Humas PBSI
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.