TEMPO.CO, Jakarta - Data Internal dari Forum Asia Pacific Top level Domain Association (APTLD) menunjukkan pertumbuhan pengguna domain .id mengungguli negara lainnya di Asia Tenggara dalam tiga kategori, yaitu dalam 1 bulan, 3 bulan, hingga 1 tahun terakhir. Persentase jumlah pertumbuhan domain .id dalam satu tahun terakhir sebesar 27,2 persen.
Capaian tersebut tidak lepas dari peranan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dalam menjalankan tugasnya sebagai Registri domain .id dan juga para mitra penjual domain .id.
"Prestasi ini bisa terjadi karena PANDI telah melakukan beberapa manuver strategi dalam memasarkan Nama Domain .id, seperti mempermudah pendaftaran, hingga perubahan harga pada domain my.id yang sangat efektif, serta lebih proaktif melakukan aktivitas pemasaran di pasar global," ungkap Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, dalam keterangan persnya di sela pertemuan ICANN di Montreal, Kanada, Senin, 4 November 2019.
Namun, Yudho menyayangkan upaya perubahan terhadap kebijakan Pemerintah yang sebelumnya tertuang dalam PP No. 82/2012 -- saat ini menjadi PP No. 71/2019 -- belum berhasil dilakukan. Pada Peraturan baru tersebut PANDI tetap belum bisa melakukan kerja sama langsung dengan mitra Registrar Luar Negeri.
Kendala itu menyebabkan upaya pemasaran ke pasar internasional belum bisa dilakukan secara optimal, dan masih harus melalui beberapa langkah, misalnya registrar asing tersebut harus membuka badan hukum representatif terlebih dahulu di dalam negeri. "Akibatnya ambisi PANDI meraih pengguna domain .id di kisaran angka 800 ribu, belum dapat terlaksana tahun ini," ujar Yudho.
Namun Yudho optimis bahwa pertumbuhan domain .id di Indonesia dan mancanegara mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2020 mendatang.
“Kami sangat senang dengan hasil ini, itu artinya strategi yang telah dijalankan oleh PANDI dapat dikatakan berhasil melihat dari pencapaian yang telah diperoleh, namun kami tidak akan puas sampai di sini, ke depan kami akan terus membuat strategi-strategi baru yang menjadikan domain .id menjadi domain utama masyarakat Indonesia dan dapat bersaing di pasar Internasional,” ujar Yudho.
Menurut data Internal PANDI per bulan September 2019, tercatat pertumbuhan domain .id meningkat sebanyak 19,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 12 persen dan masih akan berpotensi meningkat hingga akhir tahun. Hal tersebut juga merupakan pertumbuhan yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, pada akhir bulan September 2019 jumlah domain .id mencapai 336.196 domain. PANDI memprediksi hingga akhir tahun ini pencapaian domain.id akan menyentuh angka 350 ribu pengguna domain.
Yudho optimistis bahwa harapan PANDI di tahun depan akan dapat menembus lebih dari 500 ribu domain di akhir tahun 2020. “Dengan perkembangan yang terus positif, kami berharap di tahun 2020 bisa mencapai bahkan melebihi angka yang ditargetkan,” tutup Yudho.