Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Google Terapkan Teknologi AI untuk Pemeriksaan Kanker Payudara

image-gnews
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Google telah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk dapat meningkatkan hasil deteksi kanker payudara. Product Manager Google Health Daniel Tse mengatakan selama dua tahun Google bekerja sama dengan mitra penelitian klinis di Amerika Serikat dan Inggris untuk mengetahui apakah AI bisa melakukan proses deteksi payudara.

Menurut Daniel yang akrab dipanggil Dan, menggunakan kombinasi pembelajaran mesin dan AI skrining atau deteksi dini kanker payudara bisa lebih cepat. “Ini adalah teknik di mana Anda dapat menggunakan komputer untuk mengajarkan program dan mengklasifikasikan gambar berdasarkan contoh,” ujar dia melalui konferensi video di Kantor Google Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2020.

Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan, terdapat dua jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia, yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Per 31 Januari 2019, Kemenkes merilis data bahwa terdapat angka penderita kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk wanita dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.

Sementara metode paling umum dalam mendeteksi kanker payudara adalah menggunakan mamografi digital atau sinar-X, yang dilakukan lebih dari 42 juta pemeriksaan setiap tahunnya di Amerika dan Inggris. Masalahnya, kata Dan, adalah ketika keahlian di bagian radiologi dengan jumlah orang yang ingin diperiksa ada kesenjangan besar.

“Pada saat yang sama seringkali tugas yang diminta pada ahli radiologi dari dokter ahli menjadi semakin rumit. Semakin banyak tugas yang rumit dari waktu ke waktu, terutama karena ada semakin banyak bagian penyakit di sekitar penyakit kardiovaskular,” tutur Dan.

Mengapa Google membantu melihat masalah ini? Dan percaya bahwa ada banyak tawaran dengan mengambil model pembelajaran mesin dan menerapkannya pada masalah kanker payudara. “Untuk memberi Anda konteks tentang mengapa kami tertarik melihat kanker payudara, ini adalah salah satu penyebab kanker paling umum di dunia dengan hampir dua juta kasus baru kanker payudara setiap tahun,” lanjut dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian Google dilakukan bekerja sama dengan mitranya di DeepMind, Cancer Research UK Imperial Centre, Northwestern University, dan rumah sakit Royal Surrey County. Model AI Google dilatih pada sekumpulan databank representatif yang terdiri dari pencitraan mamografi tanpa identifikasi lebih dari 76.000 perempuan di Inggris dan lebih dari 15.000 perempuan di Amerika Serikat.

Penelitian itu untuk mengetahui apakah model data belajar menemukan tanda-tanda kanker payudara pada hasil pemeriksaan tersebut. Kemudian Senior Staff Software Engineer Google Health Shravya Shetty menuturkan, model dievakuasi pada set data terpisah, yang terdiri dari pencitraan mamografi tanpa identifikasi lebih dari 25.000 perempuan di Inggris dan lebih dari 3.000 perempuan di Amerika.

“Sistem kami memperoleh hasil penurunan positif palsu sebesar 5,7 persen di Amerika dan 1,2 persen di Inggris, dan penurunan negatif palsu sebesar 9,4 persen di Amerika dan 2,7 persen di Inggris,” tambah Shetty.

Selain itu, Google juga meneliti apakah model dapat diterapkan secara lebih umum ke sistem perawatan kesehatan lainnya. Untuk itu, Shetty menambahkan, dia melatih model dengan menggunakan data dari para perempuan di Inggris dan kemudian mengevaluasi pada set data dari perempuan di Amerika.

Dalam percobaan ini, ada penurunan positif palsu sebesar 3,5 persen dan penurunan negatif palsu sebesar 8,1 persen. “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model berpotensi diterapkan secara lebih umum untuk penggunaan di bidang klinis baru, dan tetap memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan yang dilakukan para ahli,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

14 jam lalu

Gambaran artistik iPhone 16 dan tombol Capture. Gsmarena.com
Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.


Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

1 hari lalu

Elon Musk berencana menghapus judul dari artikel berita yang dibagikan di X (X/Kylie Robison)
Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?


Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

2 hari lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

3 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

3 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

7 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

8 hari lalu

Logo Amazon. Sumber: Reuters
Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.