Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jalur-jalur Penularan Virus Corona

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengunjungi pasien virus corona baru di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2020. Jumlah orang yang meninggal dunia akibat virus korona baru melonjak menjadi 908. China Daily via REUTERS
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengunjungi pasien virus corona baru di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2020. Jumlah orang yang meninggal dunia akibat virus korona baru melonjak menjadi 908. China Daily via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah publikasi baru mengungkap beberapa jalur penularan virus corona. Diare mungkin merupakan jalur penularan sekunder untuk virus corona baru, kata para ilmuwan Jumat, 7 Februari 2020, setelah publikasi studi terbaru yang dikutip News.com melaporkan pasien dengan gejala perut dan tinja yang encer.

Adapun jalur utama diyakini adalah tetesan (droplet) bermuatan virus dari batuk orang yang terinfeksi. Para peneliti dalam kasus awal mengatakan mereka sangat berfokus pada pasien dengan gejala pernapasan dan mungkin telah mengabaikan mereka yang terkait dengan saluran pencernaan.

Sebanyak 14 dari 138 pasien (10 persen) di rumah sakit Wuhan yang dipelajari dalam makalah baru oleh penulis Cina dalam Journal of American Medical Association (JAMA) awalnya mendapati diare dan mual satu atau dua hari sebelum pengembangan demam dan kesulitan bernapas.

Pasien AS pertama yang didiagnosis dengan 2019-nCoV juga mengalami buang air besar encer selama dua hari dan virus kemudian terdeteksi di fecesnya, dan ada kasus-kasus lain serupa di Cina yang didokumentasikan dalam Lancet, meskipun jarang.

"Yang penting, 2019-nCoV telah dilaporkan di tempat lain di tinja pasien dengan gejala perut atipikal, mirip dengan SARS yang juga ada di urin, menunjukkan rute penularan feses yang sangat mudah ditularkan," ujar William Keevil, seorang profesor kesehatan lingkungan di University of Southampton dalam komentarnya kepada Science Media Centre di Inggris.

Kemungkinan itu tidak sepenuhnya mengejutkan bagi para ilmuwan, mengingat bahwa virus baru itu milik keluarga yang sama dengan SARS.

Penularan tinja dari SARS melanda ratusan penderita di perumahan Amoy Gardens Hong Kong pada tahun 2003. Kumparan udara hangat yang berasal dari kamar mandi mencemari beberapa apartemen dan diangkut oleh angin ke gedung-gedung yang berdekatan di kompleks itu.

“Berdasarkan literatur, virus 2019-nCoV yang ditemukan dalam tinja dapat ditularkan melalui penyebaran tinja," tambah Jiayu Liao, seorang bioengineer di University of California, Riverside.

Tetapi, ia menambahkan, “Kami masih tidak tahu berapa lama virus ini dapat bertahan di luar tubuh -  HIV hanya dapat bertahan sekitar 30 menit di luar tubuh - dan pada kisaran suhu berapa 2019-nCoV sensitif”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Penyebaran tinja dapat menghadirkan tantangan baru terhadap pencegahan virus, tetapi lebih cenderung menjadi masalah di dalam rumah sakit, yang dapat menjadi penguat epidemi,” kata David Fisman, seorang ahli epidemiologi di University of Toronto.

Benjamin Neuman, seorang ahli virologi di Texas A&M University-Texarkana, memperingatkan bahwa sementara penularan tinja “layak dipertimbangkan,” “tetesan dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi kemudian menggosok mata, hidung atau mulut” kemungkinan besar cara penularan virus berdasarkan data saat ini.

Sebelumnya, para ahli medis telah memperingatkan bahwa virus corona dapat menyebar melalui mata dan orang-orang, terutama dokter, tidak melakukan cukup banyak hal untuk melindungi diri mereka sendiri.

Menurut sebuah laporan dalam The Lancet, sebuah jurnal medis yang ditinjau oleh rekan sejawat, pakar pneumonia Cina Guangfa Wang terinfeksi oleh virus 2019-nCoV ketika mengunjungi Wuhan bulan lalu.

Dia mengenakan masker wajah selama kunjungannya, tetapi tidak memakai kacamata pelindung dan kemudian mengeluhkan "mata merah".

"Sebagai dokter mata, kami percaya bahwa transmisi 2019-nCoV melalui mata diabaikan," kata laporan itu. "Paparan mata yang tidak dilindungi terhadap 2019-nCoV di Klinik Demam Wuhan memungkinkan virus menginfeksi tubuh."

Laporan tersebut mencatat bahwa SARS - jenis lain dari coronavirus - juga menyebar melalui "selaput lendir di mata, mulut atau hidung". "Semua dokter spesialis mata yang memeriksa kasus yang dicurigai harus memakai kacamata pelindung," katanya.

NEWS.COM | THE LANCET | JAMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

1 hari lalu

Kampus Universitas Jember. Sumber foto : unej.co.id KOMUNIKA ONLINE
Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 hari lalu

Dr. Adnan Al-Bursh. Istimewa
Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

20 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

25 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

27 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

28 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

30 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

30 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

33 hari lalu

Ilustrasi napi di penjara. Shutterstock
Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum