TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menggelar Indonesia Science Expo atau ISE 2020 pada 19-22 November, di ICE BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Gelaran tersebut merupakan edukasi sains untuk generasi muda, menjamin perkembangan iptek di masa depan.
Dalam Launching ISE 2020, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menerangkan acara ISE 2020 akan banyak menampilkan pengalaman sains. "ISE 2020 dimotori Quad Convex, serta didukung LIPI dan BRIN. Gelaran ini melibatkan agenda kompetisi ilmiah untuk membangun kecintaan para remaja terhadap ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan," ujarnya di Auditorium LIPI, Rabu, 4 Maret 2020.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2015, ISE menjadi sarana penting dalam membumikan sains dan hasil-hasil riset peneliti maupun inovator yang ada di Indonesia. Tujuannya adalah agar masyarakat luas memahami pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
ISE 2020 akan menampilkan sains dalam berbagai aktivitas, seperti eksibisi hasil penelitian dari lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri, Science Movie, Science Show dan Talkshow, seminar dan konferensi internasional, temu bisnis, juga beragam kegiatan kompetisi ilmiah generasi muda, di antaranya LIPI Young Scientist Award, Lomba Karya Ilmiah Remaja dan National Young Inventors Award.
"BRIN juga mendukung keterlibatan banyak pihak, salah satunya industri agar dapat mengemas hasil penelitian bersama para pelaku industri," kata Handoko.
Handoko menambahkan, pemahaman pentingnya sains perlu semakin digaungkan untuk menciptakan ekosistem dan budaya iptek yang kondusif dalam membentuk sosok SDM unggul. Mengusung tagline In-Fun-Ity Science Exploration, perhelatan ISE kali ini mengambil tema besar kegembiraan dalam mengeksplorasi sains.
"Aktifitas sains harus diperkenalkan dalam bentuk yang lebih populer agar mudah dipahami," tutur dia.
Selain itu, tahun ini ISE juga akan menyelenggarakan Science Dating yang akan mempertemukan para peneliti dan inovator dengan perusahaan atau lembaga yang bersedia menjadi investor dan membantu merealisasikan karya sains mereka.
Sementara Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sains sangat bergantung pada keberlanjutan dan regenerasi para pelakunya. "Edukasi sains, khususnya untuk generasi muda, sangat penting untuk menciptakan pelaku dan menjamin perkembangan iptek di masa depan," kata dia.
Bambang yang merupakan Wakil Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mendukung tema dan acara ini. Menurutnya, yang menghalangi dalam hal riset adalah talenta atau sumber dayanya. "Karena itu kita harus mempersiapkan agar generasi muda menjadi yang terdepan untuk mendorong riset dan inovasi yang bisa membawa perekonomian kita lebih maju," lanjut dia.