TEMPO.CO, Sukabumi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat ada 2.991 jiwa terdampak bencana gempa Selasa 10 Maret 2020. Angka itu didapat di hari terakhir masa tanggap darurat, Senin 16 Maret 2020.
"Data rekapan jumlah warga terdampak masih sementara karena petugas di lokasi bencana masih melakukan assessment seperti pendataan," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna, di Sukabumi, Selasa 17 Maret 2020.
Menurutnya, pendataan ini terus berlangsung hingga data seluruh warga yang terdampak benar-benar valid agar dalam pemberian bantuan bisa tepat sasaran. Namun demikian Sutisna bisa memastikan tidak ada korban jiwa, hanya beberapa warga mengalami luka-luka, akibat gempa sekuat 5,1 M--gempa darat terkuat sepanjang 19 tahun terakhir di Sukabumi.
Adapun rincian jumlah warga yang terdampak bencana gempa bumi ini di Kecamatan Parakasalak sebanyak tujuh kepala keluarga (KK) atau 21 jiwa, Kabandungan 764 KK atau 1.978 jiwa, Kalapanunggal 244 KK/874 jiwa, Cidahu 40 KK/109 jiwa, Warungkiara satu KK/tiga jiwa dan Cikidang dua KK/enam jiwa.
Untuk jumlah sementara rumah yang rusak sebanyak 1.782 unit dengan rincian untuk Kecamatan Parakansalak data yang masuk baru menyebutkan satu rumah rusak berat. Kemudian Kecamatan Kabandungan 95 rusak berat, 214 rusak sedang, dan 422 rusak ringan.
Peta pusat gempa di Sukabumi pada 10 Maret 2020. Foto: BMKG
Selanjutnya, Kecamatan Kalapanunggal terbanyak 168 rusak berat, 293 rusak sedang dan 546 rusak ringan. Kecamatan Cidahu, 12 rusak sedang dan 28 rusak ringan, Kecamatan Warungkiara satu rusak ringan dan Kecamatan Cikidang masing-masing satu unit rumah rusak masuk kategori ringan dan sedang.
Bantuan bagi warga terdampak bencana sudah mulai disalurkan seperti sembako, kebutuhan tidur dan perlengkapan lainnya. Sementara untuk warga yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi BPBD sudah mendirikan tenda pengungsian dan sebagian ada yang dievakuasi ke rumah kerabatnya.
"Untuk nilai kerugian akibat bencana yang terjadi sekitar pukul 17.17 WIB dan tidak berpotensi tsunami masih dalam perhitungan dan pendataan, kami pun terus melakukan verifikasi data khususnya untuk pengkategorian kerusakan rumah," katanya.
Sutisna mengatakan hingga saat ini petugas dan relawan masih berada di lokasi bencana khususnya daerah paling parah seperti Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan.