Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peretas Serang WHO dengan Virus Corona

image-gnews
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peretas atau hacker elite mencoba membobol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangan siber bernama virus corona -- nama wabah yang sudah menyebar di dunia.

Menurut pejabat senior lembaga yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss itu, serangan siber mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.

Kepala Pejabat Keamanan Informasi WHO Flavio Aggio mengatakan identitas para peretas tidak jelas dan upaya itu tidak berhasil.

"Tetapi upaya peretasan terhadap agensi dan mitranya telah meningkat ketika mereka berjuang untuk menahan virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 15.000 di seluruh dunia," ujar dia kepada Reuters, Senin, 23 Maret 2020.

Upaya pembobolan di WHO pertama kali diketahui oleh Alexander Urbelis, pakar keamanan siber dan pengacara dari Blackstone Law Group yang berbasis di New York, yang melacak aktivitas pendaftaran domain internet yang mencurigakan.

Dia menjelaskan, telah menerima aktivitas sekitar 13 Maret, ketika sekelompok peretas yang dia ikuti mengaktifkan situs jahat yang meniru sistem email internal WHO.

"Saya menyadari dengan cepat bahwa ini adalah serangan langsung terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tengah pandemi," katanya.

Urbelis mengatakan dia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab di balik peretasan itu, tapi dua sumber lain yang memberi pengarahan tentang masalah itu, mencurigai sekelompok peretas tingkat lanjut yang dikenal sebagai DarkHotel. Kelompok tersebut telah melakukan operasi spionase dunia maya setidaknya sejak 2007.

Ketika beberapa pesan dikirim ke alamat email yang dikelola oleh peretas, pesan tersebut tidak berbalas. Aggio juga mengkonfirmasi bahwa situs yang ditemukan oleh Urbelis telah digunakan dalam upaya untuk mencuri kata sandi dari beberapa staf agen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ada peningkatan besar juga dalam penargetan WHO dan insiden keamanan siber lainnya," tutur Aggio. "Tidak ada angka pasti, tapi upaya kompromi seperti itu terhadap kami dan penggunaan peniruan (WHO) untuk menargetkan orang lain meningkat lebih dari dua kali lipat."

WHO telah memperingatkan bahwa peretas berpura-pura sebagai agen untuk mencuri uang dan informasi sensitif dari masyarakat. Pejabat pemerintah di Amerika Serikat, Inggris dan di tempat lain juga mengeluarkan peringatan keamanan siber tentang bahaya ketika karyawan bekerja dari rumah buntut dari merebaknya pandemi virus corona.

Perusahaan cybersecurity termasuk Bitdefender Romania dan Kaspersky yang bermarkas di Moskow mengatakan mereka telah melacak banyak operasi DarkHotel ke Asia Timur--area yang secara khusus dipengaruhi oleh virus corona. Sasaran spesifik telah mencakup pegawai pemerintah dan eksekutif bisnis di tempat-tempat seperti Cina, Korea Utara, Jepang, dan Amerika Serikat.

Costin Raiu, kepala penelitian dan analisis global di Kaspersky, tidak dapat mengkonfirmasi bahwa DarkHotel bertanggung jawab atas serangan WHO. Tapi menurutnya, infrastruktur web jahat yang sama juga telah digunakan untuk menargetkan organisasi kesehatan dan kemanusiaan lainnya dalam beberapa pekan terakhir.

"Pada saat-saat seperti ini, informasi apa pun tentang penyembuhan atau tes atau vaksin yang berkaitan dengan virus corona akan sangat berharga dan prioritas dari setiap organisasi intelijen di negara yang terkena dampak," ujar Raiu.

Para pejabat dan pakar keamanan dunia maya telah memperingatkan bahwa peretas dari semua garis berusaha memanfaatkan kekhawatiran internasional atas penyebaran virus corona.

Urbelis menambahkan, dia telah melacak ribuan situs web bertema virus corona yang dibuat setiap hari, banyak dari mereka jelas berbahaya. "Masih sekitar 2.000 sehari. Saya tidak pernah melihat serangan siber seperti ini," kata Urbelis menambahkan.

REUTERS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

2 hari lalu

Seorang pria bermain game online di komputer sebuah kafe internet di Beijing, Cina 31 Agustus 2021. Pembatasan, yang berlaku untuk perangkat apa pun termasuk ponsel, merupakan pukulan telak bagi industri game global yang melayani puluhan juta pemain muda di pasar paling menguntungkan di dunia. REUTERS/Florence Lo
McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.


6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

7 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.


Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

14 hari lalu

Ilustrasi peretasan situs dan data. (Shutterstock)
Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

14 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

18 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

20 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

22 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

29 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.