TEMPO.CO, Solo - Tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo merancang alat pelindung diri (APD) untuk petugas medis yang merawat pasien COVID-19. APD itu bisa menjadi alternatif di tengah kelangkaan yang dihadapi oleh banyak rumah sakit.
Perancang APD tersebut, Darmawan Ismail, mengatakan rancangan itu menggunakan bahan dasar jas hujan. "Bahannya tidak tembus air sehingga meminimalisir cairan masuk tubuh," kata dia, Selasa 31 Maret 2020.
Mereka memodifikasi jas hujan terusan itu sehingga mampu menutup tubuh dengan rapat. Agar lebih aman, dia membuat sistem masuk udara (inspirasi) dan sistem buang (ekspirasi) secara terpisah.
Di bagian inspirasi, dia melengkapinya dengan air filtrator atau penyaring. "Menggunakan spons dan air detergen," katanya. Proses penyaringan diklaim lebih sempurna sehingga bisa meminimalisir terpaparnya virus COVID-19 yang mungkin terjadi di ruang perawatan.
Sedangkan saluran inspirasi sengaja diletakkan di bagian belakang tubuh, tepatnya di tengkuk. "Jadi tidak menghadap ke pasien langsung," katanya. Rancangan itu membuat petugas medis bisa terhindar dari terlemparnya droplet dari pasien.
Saluran masuk itu juga dilengkapi dengan kipas kecil sehingga penggunanya lebih mudah untuk bernapas. Kipas itu digerakkan melalui tenaga baterai. "Menggunakan powerbank," kata Darmawan.
Menurutnya, pembuatan APD alternatif itu hanya membutuhkan beaya sekitar Rp 200 ribu untuk tiap unitnya. "Termasuk untuk membeli powerbank seharga Rp 100 ribu," katanya. Sedangkan proses pembuatan membutuhkan waktu sejam untuk tiap unitnya.
Pakaian yang dinamakan Surgeons of UNS Protective Equipment (SUNS Proque) itu didesain sedemikian rupa sehingga penggunanya bisa buang air tanpa perlu melepas APD. Selain itu, APD itu bisa digunakan berulang-ulang melalui proses sterilisasi.
AHMAD RAFIQ