Dalam makalahnya, Zhou dan timnya menerangkan kalau penelitian mereka dipicu oleh spekulasi luas bahwa permukaan mata adalah gerbang lain dari virus itu masuk dan menginfeksi tubuh manusia. Dalam studi sebelumnya, konjungtivitis ditemukan pada 30 persen pasien Covid-19.
Saat itu diduga kalau itu akibat virus yang berpindah dari saluran pernapasan ke mata--komplikasi sekunder yang sering dikaitkan dengan virus. Penelitian Zhou dkk menunjukkan virus menyerang sel-sel mata sejak awal dengan mengikat reseptor ACE-2. "Infeksi sel-sel permukaan mata dapat menyebabkan mata sebagai carrier yang penting," kata Zhou dalam makalah.
Hasil penelitian ini juga menyoroti pentingnya praktik keselamatan termasuk masker wajah dan goggle sebagai tindakan pencegahan kontak dan penularan Covid-19. "Petugas medis di garis depan seharusnya mengenakan kacamata atau pelindung wajah untuk melindungi mata mereka," kata hasil penelitian itu menyarankan.
Dokter pertama kali memperingatkan bahwa virus corona dapat menyebar melalui mata pada Januari lalu, ketika wabah infeksi virus itu masih terpusat di Cina. Saat itu dokter Wang Guangfa curiga telah tertular infeksi seperti SARS itu setelah tidak memakai kacamata pelindung, dan mengeluhkan mata yang memerah.
Paul Kellam, profesor genomik virus di Imperial College London, mengatakan kepada MailOnline pada saat itu bahwa sangat mungkin penularan melalui mata. "Jika Anda mengeluarkan droplet, mereka akan membasuh dari mata ke hidung. Mata terhubung ke hidung melalui saluran lakrimal," kata dia menjelaskan.
Jika orang menderita alergi dan mata mengering, Kellam menambahkan, maka hidung juga berpengaruh. Atau jika menaruh obat di mata, maka akan terasa di bagian belakang tenggorokan. "Tidak hanya flu biasa, virus lain juga ditularkan dengan cara ini. Anda juga bisa mendapatkan infeksi pernapasan melalui mata," katanya.
DAILY MAIL | MEDRXIV