TEMPO.CO, Beijing - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Jumat, 11 September 2020, mengatakan trik-trik penindasan ekonomi dan manipulasi politik yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah perusahaan non-AS, termasuk TikTok, sama dengan perampokan paksa.
Zhao Lijian mengatakan hal itu dalam konferensi pers rutin saat dimintai komentarnya terkait pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Kamis yang menyampaikan bahwa batas waktu bagi perusahaan Cina, ByteDance, untuk menjual aset aplikasi video pendek miliknya, TikTok, di AS tidak akan diperpanjang. "Aplikasi itu akan ditutup, atau mereka akan menjualnya," ujar Trump.
Zhao mengatakan bahwa Cina menentang praktik AS yang memperluas konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuatan nasional untuk menindas bisnis asing tertentu.
"Trik-trik penindasan ekonomi dan manipulasi politik yang dilakukan oleh AS terhadap sejumlah perusahaan non-AS, entah itu transaksi berdasarkan tekanan dari pemerintah maupun transaksi yang dipaksakan oleh pemerintah, sama saja dengan perampokan paksa," ujar Zhao.
"Tindakan itu melanggar prinsip-prinsip pasar dan aturan internasional, dan mengungkap ironi ketika AS mengklaim sebagai pemimpin dalam ekonomi pasar dan kompetisi yang adil," tambahnya.
Zhao menekankan bahwa AS harus segera memperbaiki kesalahan itu dan berhenti menindas perusahaan-perusahaan asing, termasuk perusahaan Cina. Dia menambahkan bahwa Cina berhak mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan perusahaan Cina.
ANTARA | XINHUA