TEMPO.CO, Bogor - Curah hujan ekstrem berada di balik banjir bandang di wilayah Sukabumi dan Bogor yang kemudian mengirim banjir ke Jakarta pada hari ini, Selasa dinihari 22 September 2020. Curah hujan ekstrem itu dicatat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Senin.
"Curah hujan ekstrem di kawasan Puncak Bogor melebihi kategori lebih dari 100 mm per hari," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Asep Firman Ilahi, saat dihubungi di Bogor, Senin.
BMKG mengukur hujan lebat yang terjadi sejak pukul 15.30 WIB hingga Senin malam sebesar 110 mm dari pengukuran di Stasiun Meteorologi Citeko. Sedang dari pengukuran Pos Polusi Udara Cibeureum, Cisarua, tercatat 95 mm.
Asep menyebutkan, curah hujan ekstrem kali pertama terjadi sepanjang kemarau tahun ini. "Dalam minggu ini baru (terjadi curah hujan ekstrim) bahkan di musim kemarau ini baru terjadi sekarang," kata Asep.
Hujan lebat yang terjadi di hulu Ciliwung pada Senin sore, menyebabkan aliran sungai itu di Bendung Katulampa mencapai siaga satu.
Curah hujan ekstrem itu berdampak pada meluapnya aliran Sungai Ciliwung. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, ketinggian air di pintu Katulampa mencapai 250 cm atau siaga 1 pada pukul 18.18 WIB.
Meluapnya aliran Sungai Ciliwung terjadi sejak pukul 17.00 WIB, kemudian berangsur surut setelah mencapai puncaknya sekitar pukul 18.00 WIB.