Lombok
BMKG mengatakan dari hasil simulasi dan pemodelan tsunami, wilayah Lombok Selatan menyimpan potensi gempa megathrust berkekuatan magnitudo 8,5 dan gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 20 meter sejauh hingga lima kilometer.
Baca juga: Gempa Lombok Agustus 2018 Sebabkan 564 Orang Meninggal
"Kapan waktunya tidak ada yang tahu bahkan teknologi secanggih apapun tidak bisa memprediksi dan mengetahui kapan akan terjadi gempa itu," ujar Kepala BMKG Mataram Agus Riyanto di sela-sela seminar manajemen kebencanaan yang dilaksanakan di Universitas Nahdatul Ulama NTB di Mataram, Kamis, 4 Juli 2019.
Menurut Agus, jika merujuk pada sejarah dan hasil penelitian, gempa besar pernah terjadi di perairan selatan, khususnya Lombok pada 500-1000 tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari jejak pasir sisa tsunami yang tertinggal.
Sedangkan, gempa terakhir yang besar terjadi pada tahun 1977 di wilayah Sumba Kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga berimbas pada wilayah selatan NTB dan hingga sekarang tidak pernah terjadi lagi, namun tetap saja hal tersebut menurutnya harus tetap diwaspadai.
Nias-Simeulue
BMKG menyatakan gempa berkekuatan 6,1 Magnitudo yang mengguncang Pulau Simeulue, Aceh, pada 7 Januari 2020, berasal dari segmen megathrust. Segmen itu, Nias-Simeulue, aktif dan diyakini memiliki potensi energi yang bisa terlepas hingga 8,7 dalam skala Magnitudo.
Pusat gempa magnitudo 4,9 di laut 73 Km Barat Daya Simeulue, Aceh, Selasa, 2 Juli 2019. (BMKG)
Menurut catatan BMKG, gempa kuat yang bersumber dari zona megathrust segmen Nias sudah terjadi beberapa kali. Gempa Simeulue 4 Januari 1907 bermagnitudo 7,6 yang memicu tsunami dan menelan korban jiwa lebih 400 orang meninggal adalah satu di antaranya.
Gempa kuat lainnya dari segmen yang sama adalah pada 2 November 2002 dengan magnitudo 7,2 dan mengakibatkan puluhan orang luka-luka. Pun dengan gempa pada 20 Februari 2008 dengan magnitudo 7,3 hingga menimbulkan kerusakan dan menelan korban jiwa empat orang meninggal.
Sukabumi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gempa hingga 8,7 Magnitudo dari zona megathrust di laut selatan Sukabumi, Jawa Barat. Gempa itu, berdasarkan simulasi atau pemodelan, bisa memicu tsunami setinggi lebih dari tiga meter.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, lewat keterangan tertulis yang dibagikannya Jumat 28 Februari 2020, menyebut potensi gempa itu telah diketahui dari hasil kajian 2011 lalu. Tambahan dari pemodelan hampir sepuluh tahun lalu, dia mengungkapkan, adalah tingkat guncangan yang mencapai intensitas VIII-IX dalam Skala MMI. Artinya bisa sangat merusak.