Sebaliknya, jika kandidat vaksin bekerja sangat baik, badan ini mungkin merekomendasikan sponsor uji untuk mengirim permohonan izin kepada FDA bahkan sebelum uji tuntas--demi lebih cepat dipasarkan untuk produksi massal.
Ini bukan pekerjaan yang menawarkan kemewahan atau popularitas bagi para ahli terpilih itu. Bayaran dari NIH tergolong sedang--sekitar US$ 200 atau sekitar Rp 3 juta per rapat. Tidak ada konferensi pers, wawancara media, ketenaran ataupun pernyataan lain kepada publik.
Nama-nama anggota juga tidak diumumkan untuk melindungi mereka dari tekanan-tekanan saat bekerja mengawasi uji yang sedang berjalan.
Perlindungan itu penting karena ada begitu banyak yang dipertaruhkan. Mereka menganalisis sejumlah besar data secara hati-hati. Bayangkan, uji-uji klinis yang dilakukan bisa melibatkan ribuan, bahkan puluhan ribu partisipan, yang sebagian hanya menerima plasebo.
Satu kata saja dari para anggota DSMB, kesempatan sebuah vaksin untuk bisa dipasarkan bisa langsung tertutup rapat. Itu artinya belanja riset dan pengembangan senilai jutaan dolar sebelumya bisa berujung sia-sia.
"Itu sebabnya orang-orang dalam DSMB harus sudah terbebas dari berbagai konflik kepentingan," kata Susan Ellenberg, professor biostatistik di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania. Dia diketahui terlibat dalam DSMB saat ini.
Berdasarkan pernyataan dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases yang membentuk DSMB untuk Operation Warp Speed, setiap anggota DSMB atau anggota keluarganya sekalipun tidak boleh memiliki hubungan pekerjaan, kepemilikan, atau keuangan dengan peseusahaan sponsor vaksin tersebut.
Baca juga:
Bio Farma Ajukan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Januari
Juga, "Anggota DSMB terpilih dan keluarganya tidak diizinkan bekerja untuk perusahaan lain yang mengembangkan vaksin Covid-19."
CNN