Selain itu, Kepala Pusat Nasional untuk Gangguan Permainan (NCGD), Henrietta Bowden-Jones, mengatakan gejala biasanya sudah ada sebelum orang itu kecanduan bermain game. Menurutnya, beberapa pasien adalah orang-orang yang secara pribadi memiliki kehidupan yang kurang sempurna.
"Mereka mungkin dirundung di sekolah, atau memiliki hubungan yang rumit, jadi satu-satunya cara mereka untuk berhubungan dengan orang lain adalah secara online,” kata Bowden.
Gaming Disorder sendiri merupakan pola perilaku bermain game yang tidak terkendali sehingga mengganggu minat dan aktivitas lain. Ada banyak alasan yang membuat para gamers kecanduan dan tidak bisa berhenti begitu saja.
Bowden mengatakan beberapa jenis game menuntut permainan secara berkelompok. Situasi tersebut akan membuat seseorang merasa bersalah ketika harus keluar dari permainan dan berisiko tidak dilibatkan dalam permainan selanjutnya.
Selain itu, psikolog klinis NCGD, Rebecca Lockwood, mengatakan pelarian dan identitas yang ditawarkan beberapa game online dapat membuat para pemainnya kecanduan. “Game adalah tempat yang aman, Anda dapat membuat identitas baru untuk diri anda sendiri,” kata Rebecca, dikutip dari National Geographic.
Baca juga:
Diteliti, Kemampuan Virus Corona Covid-19 Tinggal di Layar Kaca Smartphone
Lebih lanjut, Bowden menyebutkan ada tiga jenis game utama yang berdampak pada pasiennya di NCGD. Mereka adalah multi-player online battle arena Games (MOBA), massively multi-player online role-playing games (MMORPG), dan permainan Battle Royale.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | BERBAGAI SUMBER