TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku masih buta dengan rencana pemberian vaksin Covid-19 yang akan dilakukan pemerintah pusat. Hingga pertengahan November ini - seperti informasi awal vaksinasi rencananya dilakukan - belum juga ada tanda-tanda kepastian soal kapan jadwal vaksinasi serta berapa jatah vaksin yang akan diberikan dari pusat untuk daerah.
Berita terpopuler selanjutnya tentang Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Telly Kamelia mengatakan ada perbedaan antara pneumonia biasa dengan peradangan paru-paru karena Covid-19.
Selain itu, jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat melewati angka 11 juta pada hari Minggu, mencapai tonggak sejarah yang suram, menurut hitungan Reuters, ketika gelombang ketiga infeksi Covid-19 melonjak di seluruh negeri.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Yogyakarta Kebut Sosialisasi Vaksin Covid-19 Walau Jadwal dan Jatah Belum Jelas
Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku masih buta dengan rencana pemberian vaksin Covid-19 yang akan dilakukan pemerintah pusat.
Hingga pertengahan November ini - seperti informasi awal vaksinasi rencananya dilakukan - belum juga ada tanda-tanda kepastian soal kapan jadwal vaksinasi serta berapa jatah vaksin yang akan diberikan dari pusat untuk daerah.
Padahal sejak 21 Oktober 2020 lalu Kementerian Kesehatan sudah mengirim surat edaran ke Yogyakarta soal rencana vaksinasi itu.
"Saat ini kami baru diminta mendata tenaga kesehatan dan sebagian masyarakat terkait rencana vaksin itu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta Pembayun Setyaning Astutie kepada Tempo Ahad, 15 November 2020.
2. Dosen FKUI Jelaskan Perbedaan Pneumonia Biasa dengan Covid-19
Pakar kesehatan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Telly Kamelia. Kredit: ANTARA/Muhammad Zulfikar/am.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Telly Kamelia mengatakan ada perbedaan antara pneumonia biasa dengan peradangan paru-paru karena Covid-19.
"Tidak semua pneumonia adalah Covid-19. Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Sedangkan pneumonia pada Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2," kata Dr Telly Kamelia, SpPD KP, FINASIM, FCCP, FACP, dalam siaran pers terkait Dies Natalis ke-71 FKUI yang diterima di Jakarta, Senin, 16 november 2020.
Perbedaan pneumonia umum dengan Covid-19 secara cepat, kata dia, akan membuat keputusan penanganan peradangan paru-paru oleh tenaga medis akan lebih tepat dan cepat.
Telly mengatakan prinsip pengobatan pneumonia adalah berdasarkan penyebab. Pneumonia pada Covid-19 diterapi dengan antivirus sebagai pengobatan kausal ditambah pengobatan tambahan lainnya, seperti klorokuin yang mudah ditemukan di Indonesia.
3. Kasus Covid-19 AS Tembus 11 Juta, Naik 1 Juta dalam 8 Hari
Dua orang pejalan kaki melintasi Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 September 2020. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah korban meninggal Covid-19 terbanyak di dunia yaitu 211,475 dikutip dari situs Worldometers.info. (Xinhua/Wang Ying)
Jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat melewati angka 11 juta pada hari Minggu mencapai tonggak sejarah yang suram, menurut hitungan Reuters, ketika gelombang ketiga infeksi Covid-19 melonjak di seluruh negeri.
Data Reuters menunjukkan laju pandemi di Amerika Serikat semakin cepat, dengan satu juta lebih kasus baru dari hanya 8 hari yang lalu ketika mencapai 10 juta, menjadikannya yang tercepat sejak pandemi dimulai.
Hal Ini dibandingkan dengan 10 hari yang dibutuhkan untuk mencapai 9 juta hingga 10 juta dan 16 hari yang dibutuhkan untuk mencapai 9 juta dari 8 juta kasus.
Amerika Serikat, yang paling terpukul oleh virus corona, melewati 10 juta kasus Covid-19 pada 8 November dan melaporkan lebih dari 100.000 kasus harian selama 11 hari terakhir berturut-turut.