TEMPO.CO, London - Inggris sedang bersiap untuk penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech pada minggu ini. Rencananya, suntikan dosis pertama mulai dibagikan pada Selasa 8 Desember 2020 dengan prioritas vaksinasi diberikan kepada orang-orang yang berusia di atas 80-an, petugas medis, serta staf dana penghuni panti jompo.
Inggris memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech pada Rabu lalu. Inggris melakukan lompatan dengan menjadi negara Barat pertama yang melakukan itu menyusul kritik di dalam negeri atas penanganan pandemi yang dinilai lemah.
Baca juga:
Mengenal Lebih Dekat Vaksin Pfizer, Digunakan Pertama di Dunia Pekan Ini
Inggris adalah negara terdampak pandemi Covid-19 terbesar keenam di dunia dengan jumlah 1,7 juta kasus positif Covid-19 yang telah dilaporkan hingga saat ini. Angka kematiannya sudah mencapai lebih dari 61 ribu orang.
Secara total, Inggris telah memesan 40 juta dosis--cukup untuk vaksinasi 20 juta orang di negara berpenduduk 67 juta jiwa itu. Sekitar 800 ribu dosis diharapkan tersedia dalam minggu pertama. "Dosis awal yang telah tiba dari Belgia disimpan di lokasi yang aman di seluruh negeri, di mana kualitasnya akan diperiksa," bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan Inggris.
Vaksin Pfizer memiliki persyaratan penyimpanan ultradingin, pada suhu -70 derajat Celsius dan hanya bertahan lima hari di lemari es biasa. Untuk itu, Kementerian Kesehatan menyatakan vaksin akan diberikan terlebih dahulu di 50 rumah sakit. Butuh beberapa jam untuk mencairkan setiap vaksin dan mempersiapkannya untuk digunakan.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) telah mengumumkan kepada dokter umum, memberitahu mereka untuk bersiap-siap memberikan vaksinasi melalui layanan dokter lokal mulai 14 Desember. "Kelompok dokter lokal akan mengoperasikan lebih dari 1.000 pusat vaksinasi di seluruh negeri."
Terpisah, Rusia sudah lebih dulu mendistribusikan vaksin Covid-19 di dalam negerinya. Vaksin yang digunakan adalah Sputnik V dan didistribusikan melalui 70 klinik di Moskow pada Sabtu 5 Desember 2020.
“Lima jam pertama sejak vaksinasi dibuka, 5.000 orang telah mendaftar —guru, dokter, pekerja sosial, dan mereka yang hari ini telah mempertaruhkan nyawa,” kata Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin sebagaimana dikutip dari laman pribadinya, Jumat.
Moskow yang menjadi pusat penyebaran wabah Covid-19 di Rusia melaporkan 7.993 kasus baru dalam waktu satu malam pada hari itu. Jumlah pasien baru terus naik di kota itu padahal pada awal September 2020 rata-rata sebanyak 700 orang per hari.
Petugas bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 Sputnik-V pada petugas medis di Tver, Rusia, 12 Oktober 2020. Vaksinasi petugas medis dan guru bukanlah bagian dari uji coba vaksin Covid-19 Sputnik-V Tahap III. REUTERS/Tatyana Makeyeva
Secara keseluruhan, jumlah pasien baru di Rusia sepanjang Jumat tercatat sebanyak 28.782 orang—angka tertinggi yang ada dalam catatan pemerintah itu. Total jumlah kasus positif Covid-19 di negara itu 2,4 juta orang atau terbanyak keempat di dunia.
Rusia telah mengembangkan dua vaksin Covid-19, Sputnik V yang didanai oleh Dana Investasi Langsung Rusia, dan satu vaksin lainnya, dikembangkan oleh Ventor Institute di Siberia. Hingga saat ini sebenarnya uji klinis fase 3 untuk kedua vaksin tersebut belum selesai.
Baca juga:
Bio Farma Siapkan Teknologi Cegah Vaksin Covid-19 Palsu
Sejumlah ahli menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kebijakan Pemerintah Rusia yang mengizinkan penggunaan vaksin tersebut saat ini. Kritik sama seperti saat Perdana Menteri Vladimir Putin mendaftarkan Sputnik V sebagai vaksin padahal baru selesai uji klinis fase awal.
Sumber : Reuters