Sebagai pembanding, diamater Bulan saat purnama akan terukur dari Bumi sekitar 0,5 derajat. Posisi konjungsi Jupiter-Saturnus sedekat ini baru akan terlihat lagi di langit pada 2080.
Jupiter dan Saturnus adalah planet-planet terjauh dari Bumi yang masih bisa dilihat di langit dengan mata telanjang. Uranus, misalnya, hanya akan dapat dilihat dengan cara serupa jika langit benar-benar gelap--bebas dari polusi cahaya. Sedang untuk melihat Neptunus, Anda sudah harus menggunakan teropong atau teleskop.
Karena Jupiter dan Saturnus adalah yang terjauh dari Matahari dari antara planet yang bisa diamati dengan mata telanjang, mereka juga mengorbit paling lambat. Perlu hampir 30 tahun untuk Saturnus, dan 12 tahun untuk Jupiter, untuk sekali mengelilingi Matahari. Ini sebabnya konjungsi di antara keduanya adalah yang paling jarang terjadi di antara planet-planet yang bisa diamati di langit tanpa alat bantu.
Konjungsi Agung Jupiter dan Saturnus terjadi pada 21 Desember namun sebelum dan setelahnya, proses konjungsi itu juga bisa diamati. Untuk mendapatinya, seperti yang sudah dicantumkan dalam undangan LAPAN dan InfoAstronomy.org, lihatlah ke arah barat daya segera setelah matahari terbenam dan carilah benda paling terang yang ada.
Di belahan bumi utara, peristiwa ini bertepatan dengan periode hari siang yang lebih pendek daripada malam alias winter solstice di mana matahari akan terbenam lebih cepat. Jupiter dan Saturnus akan tampak di horizon rendah di langit dan berlalu dengan cepat sehingga para pecinta langit di wilayah itu harus memastikan memiliki sudut pandang yang baik untuk bisa menangkap peristiwa Konjungsi Agung.
Jika menggunakan teropong, akan terlihat kalau kedua planet terpisah. Saturnus akan ada di sebelah atas kiri Jupiter di langit belahan Bumi utara, atau bawah kanan di belahan Bumi selatan. Tentu saja pemandangannya akan lebih detil hingga tampak keempat bulan milik Jupiter dan juga cincin Saturnus jika pengamatan menggunakan teleskop.