TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi memuntahkan awan panasnya yang pertama sejak berstatus Siaga sejak awal November lalu pada Kamis pagi, 7 Januari 2021, pukul 08.02 WIB. Arah awan panas dengan tinggi kolom 200 meter itu barat daya atau menuju Kali Krasak dan berupa guguran, bukan letusan atau eksplosif.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan kalau jarak muntahan tak teramati karena tertutup kabut. Belum ada laporan hujan abu pula dari peristiwa tersebut.
"Kami perkirakan jarak luncuran awan panas kecil ini cukup pendek, kurang dari satu kilometer dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan seismik 154 detik," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Kamis 7 Januari 2021.
Hanik memperkirakan, awan panas kecil berasal dari gundukan kecil saat terjadi rentetan guguran lava pijar Selasa lalu. Hanik meminta masyarakat tetap waspada.
Status Gunung Merapi juga belum berubah dinaikkan menjadi Awas karena, menurut Hanik, jangkauan ancaman dampak erupsi itu belum bertambah besar bagi penduduk setempat. Seperti diketahui, saat ini zona bahaya ditetapkan radius 5 kilometer dari puncak.
Baca juga:
Gunung Merapi Masuki Fase Erupsi, Letusan Eksplosif Bisa Setiap Saat
"Jadi Merapi saat ini belum untuk dinaikkan statusnya menjadi Awas," ujar Hanik.