Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bangkai Gajah Ditemukan di Perkebunan Warga Bener Meriah Aceh

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Petugas memeriksa bangkai gajah liar mati di Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Selasa, 12 Januari 2021. Kredit: ANTARA/HO
Petugas memeriksa bangkai gajah liar mati di Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Selasa, 12 Januari 2021. Kredit: ANTARA/HO
Iklan

TEMPO.CO, Banda Aceh - Di pembuka tahun 2021, kabar duka mengejutkan dari dunia fauna setelah ditemukan bangkai seekor gajah liar di kawasan perkebunan warga Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

Sementara pada 2020, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat 11 kasus kematian binatang berbelalai panjang dan dilindungi tersebut, di sejumlah daerah di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

Kematian gajah sumatera (Elephas Maximus sumatranus) itu mengindikasikan konflik satwa dengan manusia di provinsi berpenduduk sekitar 5,2 juta jiwa tersebut masih terus terjadi, termasuk upaya-upaya perburuan untuk mendapatkan gading dari binatang dilindungi itu.

Masih di awal 2021, kawanan gajah liar dilaporkan merusak lahan pertanian masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur. Sedikitnya 30 ekor gajah liar masuk perkebunan warga di Gampong (Desa) Sri Mulya dan merusak tanaman warga setempat.

Kawasan rawan konflik gajah liar dengan manusia di Aceh tercatat, antara lain di Kabupaten Aceh, Aceh Selatan, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Bener Mariah.

Persoalan konflik mamalia berbadan besar dengan manusia seakan tidak pernah berakhir. Bahkan, sejumlah gajah liar sempat turun dan bertahan di kawasan pemukiman dan membuat warga panik di Bener Meriah pada 2019.

Penyebab konflik gajah dengan masyarakat selama ini akibat pembukaan lahan perkebunan dan eksploitasi tambang yang diyakini lokasi tersebut adalah habitat bagi binatang dilindungi tersebut sejak ratusan tahun silam.

Perkebunan yang dirusak oleh gajah dapat dipastikan sebelumnya sebagai sumber makanan binatang berbadan besar itu, apalagi yang menjadi sasaran satwa itu, seperti kelapa sawit, pohon pisang, serta kelapa.

BKSDA Aceh menyebutkan konflik gajah masih tinggi dan dibutuhkan segera peran serta semua pihak, misalnya pemerintah dan masyarakat, dalam upaya menangani konflik satwa dengan warga.

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto menyebutkan konflik gajah di Aceh sepanjang 2020 dengan jumlah 102 kasus. Jumlah ini lebih tinggi dari satwa lainnya, seperti harimau 35 kasus dan orang utan 40 kasus.

Dari 102 kasus tersebut, 11 di antaranya kematian gajah, yakni enam ekor kematian di Kabupaten Aceh Jaya, dua kematian di Kabupaten Aceh Timur, serta dua kematian di Kabupaten Pidie, dan seekor di Aceh Utara.

"Selain konflik dengan manusia, penyebab kematian gajah ada karena perburuan serta mati alami. Potensi konflik gajah umumnya di musim penghujan," kata dia.

Pihaknya mengajak masyarakat dan pemerintah daerah serta lembaga swadaya masyarakat untuk berpartisipasi aktif menangani konflik gajah tersebut.

"Jika dilihat dari populasinya, gajah di Aceh sekitar 500 ekor. Dan perkembanganbiakan juga cukup baik dilihat dari struktur umur gajah yang berkonflik," kata dia.

Ke depan, untuk mencegah konflik gajah dengan menghentikan pembukaan lahan kebun atau alih fungsi lahan hutan ke perkebunan serta pemukiman, terutama di kawasan pinggir hutan yang merupakan habitat gajah mencari sumber makanan.

Sejumlah penanganan yang dirancang bersama pemerintah, sudah dilakukan pihaknya, salah satunya penempatan CRU-CRU di sejumlah tempat yang memang tingkat intensitas konfliknya tinggi.

“Ada tujuh CRU yang kita tempatkan di Provinsi Aceh salah satunya di Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya, tujuannya untuk penanganan konflik di Aceh Jaya dan sekitarnya,” kata Agus Arianto.

Penanganan dengan membuat strategi-strategi khusus juga terus dilakukan pihaknya, termasuk pemasangan GPS Collar pada gajah untuk mendeteksi lebih dini pergerakan kelompok satwa tersebut, sehingga bisa melihat pergerakan gajah dan lebih cepat dalam penanganan.

“Dengan GPS Collar ada informasi dini pergerakan gajah tersebut, sehingga kita bisa lebih mudah dalam penanganannya,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pihaknya juga berencana melakukan penguatan kawasan habitat alami di Kabupaten Aceh Jaya, ada juga kawasan KPH dengan memperkuat agar gajah tetap berada di dalam kawasan tersebut. Hal itu, bekerja sama dengan pihak CRU Aceh dan KPH 1.

Agus juga menuturkan kalau peran pemerintah dalam penanganan ini juga sangat besar sehingga konflik antara manusia dan gajah bisa teratasi dengan saling menjaga untuk hidup. Penyesuaian jenis tanaman yang dibudidayakan oleh para petani menjadi salah satu faktor yang besar untuk mengundang para gajah.

“Seperti sawit, pinang, dan sejenis yang disukai oleh gajah menjadi daya tarik dari gajah tersebut, sehingga harus ada penyesuaian budi daya dari para petani dengan tidak menanam di lintasan yang dilalui oleh para gajah tersebut,” katanya.

Hal itu semua, jelas Agus, akan mampu dilakukan dengan peran semua pihak, tidak hanya tugas BKSDA.

Semua lini punya peran penting seperti halnya penataan ruang dan pemilihan jenis tanaman yang ditentukan oleh instansi terkait.

Oleh sebab itu, pihaknya mencoba mendiskusikan dengan para pemerintah daerah, termasuk dengan para pegiat lembaga swadaya masyarakat tentang cara penanganan jangka panjang.

Kalangan aktivis lingkungan hidup menyarankan pembentukan kawasan ekosistem esensial untuk mengatasi persoalan konflik gajah dengan manusia di Provinsi Aceh.

"Konflik gajah dengan manusia terus terjadi di Aceh karena pembukaan hutan yang merupakan koridor gajah. Solusi konflik ini dengan membuat kawasan esensial untuk koridor gajah," kata aktivis lingkungan hidup T.M. Zulfikar.

Kawasan ekosistem esensial merupakan ekosistem di luar kawasan hutan konservasi. Kawasan esensial berperan penting mendukung perlindungan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna.

Mantan Direktur Eksekutif Walhi Aceh itu, mengatakan konflik gajah dan manusia paling dominan terjadi di Aceh, seperti di Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Aceh Selatan.

Konflik gajah tersebut terjadi karena pembukaan kawanan hutan untuk ladang maupun kebun masyarakat yang sebelumnya merupakan lintasan gajah. Seharusnya itu tidak terjadi kalau masyarakat diberi pemahaman.

"Parahnya lagi, kawasan hutan yang dijadikan ladang tersebut ditanami dengan tanaman disukai atau makanan gajah, sehingga gangguan satwa dilindungi tersebut tidak terelakkan," kata dia.

Oleh karena itu, Zulfikar menyarankan pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota, menetapkan kawasan esensial di wilayah-wilayah yang menjadi koridor gajah maupun satwa dilindungi lainnya.

Tujuannya, agar lintasan gajah mencari makanan tidak terganggu oleh aktivitas masyarakat yang berkebun atau berladang.

"Di samping upaya-upaya lainnya mencegah konflik gajah dengan manusia," kata dia.

Direktur Eksekutif Daerah Walhi Aceh Muhammad Nur juga menyebutkan konflik satwa dengan manusia di Aceh didominasi gajah dan harimau. Namun, intensitas konflik dengan gajah lebih banyak.

Konflik satwa gajah dengan manusia terus terjadi jika masih berlangsung penyempitan kawasan hutan yang merupakan habitat satwa dilindungi.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

1 hari lalu

Aktivis dari WALHI membawa poster saat menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Aksi tersebut memprotes pendanaan Jepang dan lembaga kredit ekspornya Japan Bank for International Cooperation (JBIC) terhadap proyek-proyek gas fosil yang dapat mengancam keanekaragaman hayati, mata pencaharian, dan keselamatam masyarakat. Aksi protes ini digelar bersama di sejumlah negara. TEMPO/M Taufan Rengganis
WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.


Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

2 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.


Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

3 hari lalu

Kilang LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. ANTARA/HO-BP Tangguh
Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.


Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

6 hari lalu

PJ Gubernur Bangka Belitung Safrizal Zakaria Ali (baju merah) menerima aspirasi masyarakat yang menuntut penyetopan izin tambang dan mengevaluasi izin yang terbit di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Senin, 22 April 2024. Tempo/Servio Maranda
Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.


Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

10 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.


Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

11 hari lalu

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia
Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.


10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

16 hari lalu

Guru besar, dosen dan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan pernyataan sikap di Gedung Isola Kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, Senin 5 Februari 2024. Dalam pernyataan sikapnya, civitas akademika UPI meminta agar Presiden Joko Widodo mencabut pernyataan yang menunjukkan keberpihakan dan keterlibatannya dalam kampanye politik pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini dimulai dari artikel berjudul '10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas'.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

17 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

17 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya