TEMPO.CO, Lumajang - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru mencatat setidaknya terjadi 21 kali gempa letusan Gunung Semeru pada Kamis, 4 Februari 2021. Gempa letusan itu terpantau dari hasil pengamatan kegempaan sejak Kamis dini hari hingga pagi ini pukul 06.00 WIB.
Baca:
Gunung Semeru Luncurkan Lava Pijar 4 Kilometer, Timbul Awan Panas dan Hujan Abu
Informasi yang diperoleh TEMPO menyebutkan, ada empat jenis gempa yang terekam dari seismograf Pos PGA Semeru yang ada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang ini. Gempa tersebut yakni letusan, hembusan, tremor harmonik dan tektonik jauh.
Gempa letusan tercatat sebanyak 21 kali dengan amplitudo 10-21 mm dan durasi 50-180 detik. Gempa hembusan tercatat 8 kali dengan amplitudo 5-7 mm dan durasi 40-80 detik. Gempa tremor harmonik tercatat 5 kali dengan amplitudo 6-20 mm dan durasi 60-250 detik. Kemudian satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 mm 18 dan durasi 130 detik.
Hasil pengamatan visual menyebutkan gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini dominan tertutup kabut. Kemudian, asap kawah tidak teramati. Sementara kondisi cuaca tampak mendung. Angin bertiup lemah ke arah tenggara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Indra Wibowo Leksana ditemui TEMPO di kantornya, Kamis pagi, 4 Februari 2021 mengatakan status aktivitas vulkanik Semeru saat ini masih tetap di level II (Waspada).
"Semeru menunjukkan karakteristik aslinya. Meski begitu, warga diminta tetap waspada," katanya. Indra membantah ihwal suara dentuman terkait dengan aktivitas Gunung Semeru. "Tidak ada suara dentuman. Dan suara itu tidak terjadi di Lumajang," kata Indra.
DAVID PRIYASIDHARTA