TEMPO.CO, Lumajang - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan radius potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru, Kamis, 4 Februari 2021 dari sebelumnya 4 kilometer menjadi 5 kilometer.
Baca:
Pos Pengamatan Catat 21 Kali Gempa Letusan Gunung Semeru pada Kamis Dini Hari
Perubahan radius ancaman bahaya ini menyusul aktivitas vulkanik Semeru berupa guguran lava pijar serta awan panas guguran.
Laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru yang diperoleh TEMPO menyebutkan ihwal perubahan tersebut. Masyarakat, pengunjung atau wisatawan diminta tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor Tenggara-Selatan.
Vulkanogi juga meminta warga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Masyarakat juga diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi serta mewaspadai luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
Selain itu, juga mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini. Hal ini mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pos PGA Semeru mencatat setidaknya terjadi 21 kali gempa letusan, Kamis, 4 Februari 2021. Gempa letusan itu terpantau dari hasil pengamatan kegempaan sejak Kamis dini hari hingga pagi ini pukul 06.00 WIB.
Ada empat jenis gempa yang terekam dari seismograf Pos PGA Semeru yang ada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang ini. Gempa tersebut yakni letusan, hembusan, tremor harmonik dan tektonik jauh.
Gempa letusan tercatat sebanyak 21 kali dengan amplitudo 10-21 mm dan durasi 50-180 detik. Gempa hembusan tercatat 8 kali dengan amplitudo 5-7 mm dan durasi 40-80 detik. Gempa tremor harmonik tercatat 5 kali dengan amplitudo 6-20 mm dan durasi 60-250 detik. Kemudian satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 mm 18 dan durasi 130 detik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Indra Wibowo Leksana ditemui TEMPO di kantornya, Kamis pagi, 4 Februari 2021 mengatakan status aktivitas vulkanik Semeru saat ini masih tetap di level II (Waspada). "Semeru menunjukkan karakteristik aslinya. Meski begitu, warga diminta tetap waspada," katanya
Sebelumnya, Gunung Semeru sempat menggugurkan lava pijar sejauh kurang lebih 4 kilometer ke arah Besuk Kobokan, Selasa pagi, 2 Februari 2021. Aktivitas vulkanik tersebut menimbulkan awan panas guguran.
Dampak awan panas guguran itu menimbulkan hujan abu di sejumlah desa di kaki Gunung Semeru. Ada enam desa yang terdampak, antara lain Desa Tambahrejo, Tumpeng, Kelapa Sawit, Penanggal, Pasrujambe dan Sumbermujur.
DAVID PRIYASIDHARTA