Pertanyaannya sekarang, mampukah sebuah baju tempur dengan polietilene dan logam itu menghentikan peluru kaliber 50? Tentu saja bisa. Apa saja bisa dihentikan. Tapi membuatnya cukup ringan untuk seorang personel dan nyaman dikenakan menjadi pertanyaan besar.
Sebagai ilustrasi, baju tempur level III militer Amerika saat ini akan menghentikan peluru 7.62 millimeter (.308 Winchester). Sebuah peluru kaliber .50 berbobot empat kali lipat dengan energi lesatannya yang hampir enam kali lipat daripada peluru 7.62 milimeter itu.
Modular Scalable Vest milik militer AS mampu menghentikan peluru 7.62-millimeter tapi itupun beratnya 11,3 kilogram. Plat baja AR500-grade setebal sekitar 1,25 inci akan meghentikan peluru kaliber .50 tapi baja sangat berat. Jumlah plastik yang harus digunakan juga belum terbayangkan.
Yang jelas, baju tempur yang didesain untuk menghentikan peluru empat-lima kali lebih berat dan lebih bertenaga daripada kaliber 7.62 milimeter bisa dibayangkan sangat tidak nyaman.
Satu kemungkinannya adalah Rusia menggunakan titanium menggantikan baja. Titanium lebih kuat dan ringan daripada baja, dan Uni Soviet pernah membuat body armor dari bahan itu saat Perang Dingin.
Combat body armor Sotnik dari Rusia. popularairsoft.com
Katakanlan para insinyur militer Rusia benar akan menggunakannya kembali, masih sulit membayangkan seorang personel bisa menahan peluru dari senapan mesin berat. Kemampuan itu selama ini hanya hidup di film-film fiksi maupun game.
Baca juga:
Prancis Izinkan Aplikasi Teknologi Tentara Bionik, Gara-gara Cina?
Memahami pertanyaan ini, Bekkhan Ozdoev dari Rostec Rusia menjawab, "Peralatan ini tidak akan membatasi pergerakan dan masih akan memungkinkan Anda untuk membawa yang lain yang diperlukan untuk misi khusus."
POPULAR MECHANICS | TASK AND PURPOSE