TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menanggapi kabar adanya kasus varian baru virus corona dari mutasi SARS-CoV-2 yang disebut mutasi B117 di Indonesia. Varian itu pertama kali ditemukan di Inggris.
Baca:
Mengejutkan, Studi ANU Sebut Komodo Berasal dari Australia
Dia mengaku masih melakukan konfirmasi. “Kami dapat (konfirmasi) baru lisan saja. Memang ditemukan, kami masih akan membahas dan menunggu konfirmasi resminya apakah benar,” ujar Amin melalui sambungan telepon, Selasa, 2 Maret 2021.
Sebelumnya, kabar mengenai infeksi virus corona baru itu datang dari Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dalam acara satu tahun sejak kasus infeksi Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan yang digelar oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hari ini. Dia mengetahui kabar tersebut malam tadi.
“Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante saat memberi sambutan dalam acara tersebut, yang disiarkan di YouTube, Selasa.
Amin yang merupakan Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menegaskan bahwa kemungkinan kabar tersebut benar. “Tapi, secara teknis belum mengonfirmasinya. Sebaiknya kita tunggu pengumuman resmi dari Kemenkes,” tutur Amin.
Adapun untuk mengantisipasi infeksi dari mutasi virus corona, pria kelahiran Semarang, 2 Juli 1953 ini mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah bersama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dari Kemenkes. Dia mengatakan telah meningkatkan kapasitas pemeriksaannya.
Selain itu, kata Amin, Eijkman juga meningkatkan kegiatannya untuk mencari dan mendapatkan mutan dan varian baru virus corona tersebut. “Jadi kapasitas uji sequensing kami tingkatkan. Kami juga berupaya mendapat sampel dari rumah sakit di daerah dengan kasus tertentu termasuk para pendatang. Itu memang mendapat perhatian khusus sejak Januari lalu,” kata profesor Mikrobiologi Klinik itu.