TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu, dia tidak berhenti meminta donasi uang dari para pendukungnya. Surat-surat elektronik berisi permintaan donasi tetap terkirim. Tapi, di ujung periode empat tahun kepresidenannya, menurut laporan dari New York Times, tim kampanye Trump mulai melirik cara-cara yang sangat mirip penipuan.
Per Juni 2020, kampanye Trump disebutkan mulai menggunakan dark patterns, yakni model antarmuka komputer yang didesain untuk mengelabui para penggunanya. Tujuannya, menggiring para pengguna secara tak sadar mengikuti keinginan pencipta model.
Dalam hal kampanye Trump, membuat pendukung secara otomatis meneken persetujuan untuk memberikan dukungan. Bersamaan dengan itu mereka tak menyadari telah setuju mendonasikan jumlah dana yang lebih besar daripada yang diinginkan sebenarnya--lewat donasi setiap bulan, setiap minggu, dan bahkan kejutan per bulan yang disebut 'money bomb'.
Itu bisa terjadi karena tim mengarahkan para pendukung ke setiap opsi persetujuan memberi donasi, mengubur atau menyamarkan pesan permintaan donasi itu di bagian bawah dari paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal, dan memaksa para pendukung Trump untuk melalui opsi-opsi lalu menyetujui semuanya karena tak ingin pusing.
Berikut ini contoh satu bagian dari dark patterns yang digunakan tim kampanye Trump seperti dikutipkan oleh New York Times. Opsi ini sudah di tandai 'setuju' oleh tim dan disodorkan kepada para pendukung.
This is the FINAL month until Election Day and we need EVERY patriot stepping up if we're going to WIN FOUR MORE YEARS for President Trump. He's revitalizing our economy, restoring LAW & ORDER, and returning us to American Greatness, but he's not done yet. This is your chance - stand with President Trump & MAXIMIZE your impact NOW! Make this a weekly recurring donation until 11/3
Seorang pendukung dari Kansas City yang mendonasikan $500 menyadari belakangan rekeningnya disedot $3.000 pada Juni 2020. Yang lain mendapati niat donasi $990 telah menjadi $8.000.
Bank-bank dan sebuah perusahaan kartu kredit mengatakan kepada New York Times kalau mereka harus berurusan dengan klaim dari para nasabahnya tentang adanya keculasan oleh WinRed, situs pengumpulan dana konservatif yang memproses pembayaran-pembayaran donasi itu. Seorang juru bicara Trump juga mengakui kalau sedikitnya $19,7 juta dari total transaksi donasi yang diterima telah disengketakan.
Ada lebih banyak yang terjadi, seperti bagaimana WinRed mengantongi fee pemrosesan pembayaran senilai $5 juta dari mereka yang meminta refund. Tapi, berita baiknya adalah orang-orang yang dianggap akhirnya mulai menyadari bahaya paparan dark pattern.
Baca juga:
Tips Teknologi: Data Pengguna yang Disedot Google dari Gmail, Chrome, dan Search
Untuk memberi gambaran atas bahaya dan kerugian yang disebabkan tim kampanye Trump itu, California baru pada bulan lalu meluluskan undang-undang kerahasiaan pribadi yang di dalamnya juga melarang dark pattern. Washington juga sedang berupaya yang sama lewat pengajuan kembali DETOUR Act yang di dalamnya juga akan mengatur soal yang sama.
THE VERGE