Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi AS Sebut Kematian Akibat Covid-19 Dua Kali Lipat dari Laporan Resmi

image-gnews
Kata
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Penelitian Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Washington University mengklaim bahwa virus corona Covid-19 telah membunuh lebih dari dua kali lipat jumlah orang yang dilaporkan secara resmi.

Penelitian itu memperkirakan ada sekitar 6,9 juta kematian secara global, dibandingkan hanya 3,2 juta yang dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  

“Angka pengujian yang rendah dan sistem perawatan kesehatan yang lemah di negara berkembang sebagian berada di belakang statistik yang salah,” tulis laporan itu, seperti dikutip Daily Mail, Minggu, 9 Mei 2021.

Penelitian itu menyebutkan ada sejumlah besar kasus yang tidak dilaporkan terjadi di negara-negara Barat yang menderita epidemi besar, termasuk Inggris, Amerika dan Italia. Data menunjukkan jumlah sebenarnya dari pandemi secara signifikan lebih buruk daripada yang terlihat.  

Menurut analisis, Amerika memiliki jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi secara global 905.289, jauh lebih tinggi dari 574.043 yang tercatat secara resmi. Kemudian India dan Meksiko menyusul, yang masing-masing diperkirakan lebih dari 600.000 korban virus, tiga kali lipat dari penghitungan WHO. 

Inggris diklaim memiliki 209.661 kematian akibat Covid, sekitar 60.000 lebih banyak dari yang sebenarnya tercatat. Ahli statistik yang melacak wabah melalui analisis sertifikat kematian hanya menghitung 150.000 kematian akibat virus korona di Inggris sejak pandemi dimulai—setara dengan sekitar seperlima dari semua korban.

Kevin McConway, seorang ahli statistik di Open University, Inggris menjelaskan ada alasan untuk percaya jumlah kematian di Inggris lebih tinggi daripada angka resmi yang disarankan, karena setidaknya ada 13.000 kematian berlebih pada puncak gelombang pertama yang tidak dikaitkan dengan Covid-19. 

“Saya meragukan jumlah korban sebenarnya akan mencapai 209.000,” kata dia.

Sementara, analisis Washington hanya mencakup kematian yang disebabkan langsung oleh Covid-19, bukan yang secara tidak langsung disebabkan oleh pandemi, termasuk gangguan perawatan kesehatan. Bahkan tanpa kematian tambahan yang tidak dilaporkan, krisis Covid-19 adalah salah satu dari sepuluh pandemi paling mematikan dalam sejarah.  

Wabah pes, yang juga dikenal sebagai Black Death, adalah yang paling mematikan dari semua penyakit, menewaskan sekitar 200 juta orang di abad ke-14. Cacar, pandemi paling mematikan kedua dalam sejarah, merenggut nyawa 56 juta orang selama lebih dari 400 tahun sebelum akhirnya diberantas pada 1980. 

“Seburuk apa pun pandemi Covid-19 muncul, analisis ini menunjukkan bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih buruk,” kata Direktur IHME, Washington University Chris Murray.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Murray, memahami jumlah sebenarnya dari kematian akibat Covid-19 tidak hanya membantu menghargai besarnya krisis global ini, “tapi juga memberikan informasi berharga bagi pembuat kebijakan yang mengembangkan rencana tanggap dan pemulihan.”

Para peneliti mengatakan kematian tidak dilaporkan karena negara hanya menghitung yang terjadi di rumah sakit atau pada pasien dengan infeksi yang dikonfirmasi. Di banyak tempat, sistem pelaporan kesehatan yang lemah dan akses yang rendah ke perawatan kesehatan memperbesar tantangan ini.  

IHME memperkirakan jumlah kematian akibat Covid-19 yang sebenarnya dengan membandingkan kematian yang diantisipasi dari semua penyebab berdasarkan tren pra-pandemi dengan jumlah kematian sebenarnya dari semua penyebab selama pandemi.

Angka 'kematian berlebih' ini kemudian disesuaikan untuk menghilangkan kematian yang secara tidak langsung disebabkan oleh pandemi. Ini termasuk orang-orang dengan kondisi non-Covid-19 yang menghindari fasilitas perawatan kesehatan, serta kematian yang terhindar dari pandemi—misalnya, penurunan kematian lalu lintas karena isolasi.   

Kazakhstan adalah negara dengan perbedaan tertinggi antara kematian resmi dan kematian nyata Covid-19, menurut analisis itu. Negara ini hanya secara resmi mencatat sekitar 5.600 kematian akibat Covid, tapi IHME memperkirakan jumlah sebenarnya menjadi 81.600.   

Mesir ditemukan memiliki perbedaan yang serupa, dengan sekitar 13.500 kematian resmi dibandingkan dengan perkiraan 170.000. Bahkan, korban tewas sebenarnya di Jepang ditemukan 10 kali lebih besar dari angka resmi pemerintah, dan di Rusia lima kali lebih besar.

Murray menambahkan, banyak negara telah mencurahkan upaya luar biasa untuk mengukur jumlah korban pandemi. Tetapi analisis IHME menunjukkan betapa sulitnya melacak secara akurat penyakit menular yang baru dan cepat menyebar.  

Murray berharap laporan hari ini akan mendorong pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan dalam pelaporan kematian akibat Covid-19. “Sehingga mereka dapat mengarahkan sumber daya pandemi dengan lebih akurat.”

DAILY MAIL | IHME

Baca:
Jatuh Liar, Roket Cina Tembus Atmosfer Menghunjam Laut Dekat Maladewa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

4 jam lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

2 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

8 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

14 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

14 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.