Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Temukan Cara Covid-19 Merusak Paru-paru Manusia

image-gnews
Penampakan paru-paru pasien virus Corona, di Hallym Sacred Heart Hospital ECMO Center di Anyang, Korea Selatan, 22 Juni 2020. Dalam foto tersebut terlihat paru-paru tersebut mengalami kerusakan. Hallym Sacred Heart Hospital ECMO Center/Handout via REUTERS
Penampakan paru-paru pasien virus Corona, di Hallym Sacred Heart Hospital ECMO Center di Anyang, Korea Selatan, 22 Juni 2020. Dalam foto tersebut terlihat paru-paru tersebut mengalami kerusakan. Hallym Sacred Heart Hospital ECMO Center/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan di Department of Energy’s (DOE) Brookhaven National Laboratory, Amerika Serikat, mengungkap bagaimana SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, merusak paru-paru manusia. Mereka menemukan model tingkat atom terperinci pertama dari protein “amplop” SARS-CoV-2 yang terikat pada protein manusia yang menjaga lapisan paru-paru.

Penelitian itu menunjukkan bagaimana kedua protein berinteraksi, yang menjelaskan bagaimana virus dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang luas. Bahkan lepas dari paru-paru untuk menginfeksi organ lain pada pasien Covid-19 yang sangat rentan. 

Temuan ini dapat mempercepat pencarian obat untuk memblokir efek penyakit yang paling parah. Pemimpin studi yang juga seorang ahli biologi struktural di Brookhaven Lab, Qun Liu, menjelaskan, dengan mendapatkan detail tingkat atom dari interaksi protein, pihaknya bisa menjelaskan mengapa kerusakan itu terjadi. “Dan mencari inhibitor yang secara khusus dapat memblokir interaksi ini,” ujar dia, seperti dikutip Scitech Daily, Selasa, 8 Juni 2021.

Menurut Qun, jika dapat menemukan inhibitor, maka virus tidak akan menyebabkan banyak kerusakan. Hal itu mungkin memberi peluang bagi orang dengan kesehatan yang terganggu menjadi jauh lebih baik dengan sistem kekebalan mereka untuk melawan virus.

Para ilmuwan menemukan detail dan mengembangkan model molekuler menggunakan salah satu mikroskop cryo-elektron baru di Brookhaven Lab’s Laboratory for BioMolecular Structure (LBMS)—fasilitas penelitian baru yang dibangun dengan dana dari Negara Bagian New York yang berdekatan dengan Brookhaven’s National Synchrotron Light Source II (NSLS-II).

Menurut direktur LBMS dan rekan penulis di makalah tersebut, Sean McSweeney, LBMS dibuka lebih cepat dari jadwal karena pentingnya dalam pertempuran melawan Covid-19. LBMS dan NSLS-II menawarkan teknik pencitraan protein komplementer dan keduanya memainkan peran penting dalam menguraikan detail protein yang terlibat dalam Covid-19.

“Ini adalah makalah pertama yang diterbitkan berdasarkan hasil penelitian dari fasilitas baru itu,” kata McSweeney. Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature Communications baru-baru ini.

Liguo Wang, direktur operasi ilmiah LBMS yang juga rekan penulis lainnya di makalah tersebut, menjelaskan bahwa mikroskop cryo-electron (cryo-EM) sangat berguna untuk mempelajari protein membran dan kompleks protein dinamis. Yang mungkin sulit mengkristal untuk kristalografi protein, teknik umum lain untuk mempelajari struktur protein.

“Dengan teknik ini, kami telah membuat peta 3D yang memperlihatkan bagaimana masing-masing komponen protein saling cocok,” tutur Wong.

Liu menambahkan, tanpa cryo-EM, dirinya tidak bisa mendapatkan struktur untuk menangkap interaksi dinamis antara protein ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Protein amplop (E) SARS-CoV-2, yang ditemukan pada membran luar virus bersama protein spike virus corona yang sekarang terkenal, membantu merakit partikel virus baru di dalam sel yang terinfeksi. Studi yang diterbitkan di awal pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa itu juga memainkan peran penting dalam membajak protein manusia untuk memfasilitasi pelepasan dan penularan virus.

Hipotesis para ilmuwan menyebutkan bahwa virus melakukan ini dengan mengikat protein sambungan sel manusia, menariknya menjauh dari pekerjaan biasa menjaga sambungan antara sel-sel paru-paru tertutup rapat. ”Interaksi itu bisa baik untuk virus, dan sangat buruk bagi manusia, terutama pasien Covid-19 lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya," kata Liu. 

Ketika sambungan sel paru-paru terganggu, sel-sel kekebalan masuk untuk mencoba memperbaiki kerusakan, melepaskan protein kecil yang disebut sitokin. Respon imun ini dapat memperburuk keadaan dengan memicu peradangan masif, menyebabkan apa yang disebut “badai sitokin” dan selanjutnya sindrom gangguan pernapasan akut. 

Selain itu, karena kerusakan melemahkan koneksi sel-sel, virus mungkin lebih mudah keluar dari paru-paru dan berjalan melalui aliran darah untuk menginfeksi organ lain, termasuk hati, ginjal, dan pembuluh darah. 

Dalam skenario ini, Liu berujar, sebagian besar kerusakan akan terjadi pada pasien dengan lebih banyak virus dan lebih banyak protein E yang diproduksi. Dan ini bisa menjadi lingkaran setan: lebih banyak virus membuat lebih banyak protein E dan lebih banyak protein sambungan sel ditarik keluar, menyebabkan lebih banyak kerusakan, lebih banyak transmisi, dan lebih banyak virus lagi.

Selain itu, kerusakan apa pun yang ada, seperti jaringan parut sel paru-paru, kemungkinan akan mempersulit pasien Covid-19 untuk pulih dari kerusakan. Itulah alasan mengapa Liu ingin mempelajari interaksi ini, untuk memahami detail tingkat atom tentang bagaimana E berinteraksi dengan salah satu protein manusia ini. “Untuk mempelajari cara mengganggu interaksi dan mengurangi atau memblokir efek parah ini," tutur Liu. 

SCITECH DAILY | NATURE COMMUNICATION

Baca:
Bio Farma Siapkan Teknologi Terbaru Pembuatan Vaksin Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

3 jam lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

7 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

8 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

11 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

11 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?